Rabu, 13 November 2024 17:55 WIB

Ekosistem Keuangan Digital Tumbuh Cepat dan Berikan Manfaat

Editor : Yusuf Ibrahim
Industri fintech. (foto istimewa)

JAKARTA, TIGAPILARNEWS.COM- Lanskap industri fintech di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang dinamis. Namun, inovasi fintech tetap berkembang berkat kerangka regulasi yang mendukung, terutama setelah penerapan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan peraturan pelaksanaannya.

Industri fintech juga kini semakin prudent, dengan arah menuju profitabilitas yang lebih jelas. Perusahaan-perusahaan mengadopsi strategi bisnis berkelanjutan, meningkatkan efisiensi operasional, dan berfokus pada produk bernilai tinggi.

Komitmen terhadap prinsip Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) dan bahkan juga menjajaki penerapan prinsip Environment, Social, Governance (ESG), memungkinkan perusahaan fintech untuk mengatasi tantangan serta memanfaatkan peluang, sehingga memperkuat peran industri fintech dalam mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan laporan e-conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Co., Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mencapai USD90 miliar pada tahun 2024, tumbuh 13% dibanding pada tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperkirakan akan mencapai USD200-USD 360 miliar pada 2030 mendatang.

Melalui sinergi dan kolaborasi antara pemain industri fintech dengan lembaga jasa keuangan lain dan pemerintah, pengembangan keberlanjutan bisnis model yang dijalankan diharapkan mampu memberikan peningkatan inklusi dan literasi keuangan.

Berdasarkan hasil suvey AFTECH AMS 2024, diketahui bahwa sebanyak 89,3% perusahaan anggota telah melakukan kemitraan dengan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan pertumbuhan dan inovasi.

Lebih lanjut diketahui bahwa sebanyak 66% perusahaan anggota telah melakukan kerja sama dengan bank serta sebanyak 35% perusahaan anggota melakukan inisiatif untuk menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah.

Melalui perayaan Hari Fintech Nasional (11/11/2024), yang menjadi momentum utama dalam melakukan sinergi dan kolaborasi pada industri fintech, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) serta didukung oleh Bank Indonesia (BI) kembali menyelenggarakan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2024 guna mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan mengakselerasi digitalisasi sektor keuangan.

Rangkaian kegiatan BFN 2024 berlangsung selama satu bulan penuh, dimulai dari 11 November 2024 hingga 12 Desember 2024. Di samping itu, The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo yang mengusung tema 'Technology Convergence: Shaping The Future of Finance And Beyond' akan menjadi puncak acara dan berlangsung selama dua hari pada 12 November dan 13 November 2024.

Kegiatan yang dilakukan di The Kasablanka Hall, Jakarta, akan menghadirkan lebih dari 60 pembicara dalam 25 sesi conference, serta menampilkan lebih dari 50 partisipasi booth dari perusahaan fintech ternama dengan 16 kegiatan edukasi dan entertainment pada INFINITY Stage pada area Expo.

Pada event kick-off BFN dan The 6th IFSE 2024 yang dilaksanakan 11 November di Wayang Bistro, Jakarta, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan Hasan Fawzi mengatakan bahwa OJK mengarahkan ekosistem keseluruhan keuangan digital di Indonesia selain bertumbuh dengan cepat juga menuju ke arah yang bisa memberikan manfaat.

“Bermanfaat tidak hanya bagi para pelaku bisnis dan kegiatan di industrinya saja tapi juga berdampak kepada peningkatan dan manfaat kegiatan di sistem keuangan dan tentu mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Hasan.(des)


0 Komentar