Kamis, 03 Oktober 2024 13:37 WIB
Jakarta, Tigapilarnews.com- Dalam lima bulan terakhir Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut (Mei-September 2024). Secara umum deflasi terjadi karena harga-harga barang dan jasa menurun.
Ini mengindikasikan adanya penurunan permintaan atau konsumsi masyarakat turun. Menanggapi kondisi ini Bank Indonesia (BI) pun mengimbau masyarakat untuk lebih banyak berbelanja guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di atas 5% sepanjang 2024.
Manajer Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Farisan Aufar meyakini perekonomian tetap menunjukkan ketahanan meski sedang terjadi gejolak secara global. Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 5,08% pada semester I/2024.
Farisan pun optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap bisa mencapai di atas 5% hingga akhir tahun ini terutama didukung inflasi yang tetap terjaga stabil.
“Kami tetap mengedepankan pesan bahwa masyarakat harus tetap optimis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah cukup baik dan akan tumbuh lebih baik lagi ke depan, terutama didorong oleh sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dan pemerintah,” kata Farisan.
Farisan juga menekankan konsumsi rumah tangga memiliki peran besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan aktivitas belanja karena hal tersebut berkontribusi positif bagi ekonomi nasional.
BI mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama produk domestik bruto (PDB). Data terbaru, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,93% dengan distribusinya mencapai 54,53% pada kuartal II/2024. "Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia itu didorong konsumsi rumah tangga. Jadi kami harap teman-teman lebih banyak (spending) karena spending is helping di ekonomi," ujar Farisan.(des)