Selasa, 27 Agustus 2024 11:54 WIB

Candra Wijaya Kembali Selenggarakan “12th Yonex-Sunrise Doubles Special Championships 2024”

Editor : Yusuf Ibrahim
Kejuaraan ini juga memperebutkan total hadiah Rp235 juta. (foto istimewa)
Jakarta, Tigapilarnews.com- Dedikasi Candra Wijaya terhadap bulutangkis Indonesia, tidak perlu diragukan lagi. Setelah sejak 2009 sukses menggelar kejuaraan bulutangkis khusus ganda, tahun ini dia kembali menyelenggarakan turnamen bertajuk “12th Yonex-Sunrise Doubles Special Championships 2024” Presented by Candra Wijaya yang bakal berlangsung pada 4-7 September 2024 di Hall Daihatsu Yonex-Sunrise Candra Wijaya International Badminton Centre (DYSCWIBC), Jalan Jelupang Raya No. 15, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. 
 
Kejuaraan khusus ganda ini mempertandingkan nomor boy’s, girl’s, mix’s doubles U-15, 17 dan 19. Kemudian men’s, women’s, mix’s doubles Juga terdapat nomor senior doubles, senior doubles 100+, dan intern doubles. Kecuali nomor bulutangkis konvensional tersebut, juga digelar pertandingan nomor three on three gabungan usia 100+ dan 150+. Selain memperebutkan trofi yang didesain unik, menarik, dan berkelas, kejuaraan ini juga memperebutkan total hadiah Rp 235 juta. 
 
“Saya menggelar ajang ini dengan tujuan untuk makin mempopulerkan nomor ganda. Selain itu juga untuk ikut membantu PP PBSI dengan melakukan pembinaan. Lewat kejuaraan ini, saya memberikan kesempatan kepada bibit-bibit pemain berbakat di kelompok ganda untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan, serta menambah jam terbang pengalaman,” tutur Candra. 
 
“Lewat kejuaraan ini saya ingin ikut memberikan sumbangsih demi menjaga supremasi bulutangkis sektor ganda Indonesia,” tegas Candra, peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan ini. 
 
 
Kejuaraan khusus ganda ini pertama kali diselenggarakan tahun 2009 dan berlangsung setiap tahun hingga 2019.  Cuma, pada 2016 ajang ini sempat tidak terselenggara karena kesulitan mencari arena pertandingan yang representatif setelah GOR Asia-Afrika, Senayan, direnovasi untuk persiapan Asian Games XVIII/2018, sementara Hall Daihatsu CWIBC juga tengah dibangun. 
 
Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia dan juga Tanah Air, turnamen ini terpaksa harus rehat dan tidak bisa digelar selama tiga tahun. Yaitu pada tahun 2020, 2021, dan 2022. Kini dengan kondisi kesehatan di masyarakat makin membaik dan oleh pemerintah sudah dinyatakan sebagai endemi, ajang bergengsi ini bisa terselenggara kembali di tahun ini.
 
“Sejarah telah membuktikan bahwa sektor ganda adalah permainan yang aktraktif dan menarik, sehingga banyak diminati dan dinikmati pecintanya. Terbukti pula dari dulu hingga kini Indonesia memiliki ganda-ganda andal dan melegenda. Tak hanya di ganda putra, tetapi juga di ganda putri dan ganda campuran. Belakangan ini, sektor ganda terus menjadi penyelamat muka Indonesia di berbagai kejuaraan internasional, termasuk di All England, Kejuaraan Dunia, Asian Games, bahkan di Olimpiade,” tambah Candra. 
 
Pada awal penyelenggaraan, ajang ini semula bertajuk “Yonex-Sunrise Men’s Doubles Championships” karena hanya khusus mempertandingkan ganda putra. Baru mulai 2015, kejuaraan telah berganti kulit menjadi “Yonex-Sunrise Doubles Special Championships” yang tidak saja mempertandingkan nomor ganda putra, melainkan juga ditambah dengan ganda putri dan ganda campuran.
 
“Mulai 2015 saya membuat perubahan dengan mempertandingkan ganda putri dan ganda campuran. Alasannya, karena ingin sektor ganda Indonesia terus berjaya. Apalagi, belakangan ini sektor ganda putri dan ganda campuran juga sering mengharumkan Indonesia dengan prestasinya,” tegas Candra. 
 
Dominasi sektor ganda Indonesia memang begitu kuat. Dari delapan medali emas yang direbut pebulutangkis Indonesia di pentas Olimpiade, lima emas di antaranya dipersembahkan pemain-pemain ganda. Dimulai pasangan ganda putra Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996. Berikutnya Candra Wijaya/Tony Gunawan di Olimpiade Sydney 2000. Lalu Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008. Disusul ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Terakhir  ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020. 
 
Pada tataran Kejuaraan Dunia, prestasi sektor ganda Indonesia juga mengilap. Untuk ganda putra, terdapat Tjun Tjun/Johan Wahyudi yang berjaya pada 1977 di Malmoe. Berikutnya, Christian Hadinata/Ade Chandra (1980 Jakarta), Ricky Soebagdja/Gunawan (1993 Birmingham), Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky (1995 Lausanne), Candra Wijaya/Sigit Budiarto (1997 Glasgow), Tony Gunawan/Halim Haryanto (2001 Sevilla), Markis Kido/Hendra Setiawan (2007 Kuala Lumpur), hingga Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tiga kali juara tahun 2013 di Guangzhou, 2015 di Jakarta, dan 2019 di Basel. 
Untuk ganda putri, prestasi pasangan Merah-Putih juga berkibar. Retno Kustiyah/Minarni Sudaryanto merebut gelar juara All England 1968. Berikutnya, Verawaty Fadjrin/Imelda Wigoena juga sukses memenangi gelar turnamen tertua dan paling prestisius tersebut pada tahun 1979. 
 
Berikutnya, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari pun berhasil menyabet medali emas pada Asian Games 2014 di Incheon. Jauh sebelumnya, Retno/Minarni pun menjuarai Asian Games 1962 di Jakarta. Pasangan andalan ini kembali merebut emas pada Asian Games 1966 di Bangkok. Selain itu, Verawaty/Imelda juga tampil moncer pada Asian Games 1978 di Bangkok dengan kalungan medali emas di lehernya. 
 
Pada ganda campuran, Skuad Merah-Putih memiliki Christian Hadinata/Imelda yang menjadi Juara Dunia 1980 di Jakarta. Setahun sebelumnya, duet ini juga memenangi titel All England. Berikutnya, Nova Widianto/Liliyana Natsir memenangi titel Juara Dunia 2005 di Anaheim dan 2007 di Kuala Lumpur. Lalu, Tontowi Ahmad/Liliyana mengukir gelar Juara Dunia 2013 di Guangzhou dan 2017 di Glasgow. 
 
“Semoga dari Yonex-Sunrise Doubles Spesial Championships ini bisa melahirkan kembali pemain-pemain ganda andal, baik di ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran untuk bisa disumbangkan bagi negara tercinta, Indonesia,” harap Candra. 
 
Kejuaraan khusus ganda ini bisa jadi merupakan ajang satu-satunya, tak hanya di Tanah Air tetapi juga di level internasional. Karena berbeda dengan kejuaraan yang selalu mempertandingkan lima nomor, dalam ajang ini hanya dipertandingkan nomor ganda, mulai ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Bahkan kini juga ada pertandingan three on three.(des)

0 Komentar