Senin, 19 Agustus 2024 16:31 WIB

Bahlil Minta Dwi Berikan Data Impor Migas dan PLN soal LGP Lebih Murah Dibandingkan Impor

Editor : Yusuf Ibrahim
Bahlil Lahadalia bersama Jokowi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku memiliki sejumlah tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Salah satu tugas yang diberikan adalah peningkatan volume minyak dan gas bumi yang siap untuk dijual atau lifting migas.

"Tadi saya sowan ke beliau pagi hari, adalah melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Arifin terkait dengan optimalisasi peningkatan lifting minyak kita terhadap sumur-sumur idle yang sudah diberikan oleh SKK Migas," papar Arifin dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) yang digelar di Gedung Sarulla Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). 

Hal itu diungkapkan Bahlil lantaran saat ini lifting migas memang terus mengalami penurunan. Bahlil juga meminta Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto untuk memberikan data yang sebenarnya terkait impor migas.

"Kalau memang itu persoalannya ada diregulasi, apanya yang kita harus ubah? Sweetener apa yang harus negara berikan agar kita kompetitif? Itu, karena nggak bisa lagi, gitu," tegasnya.

"Saya minta betul data untuk menindaklanjuti apa yang disampaikan oleh Pak Arifin terhadap impor gas kita yang terlalu banyak. C3, C4, dimana saja kita arahan Pak Presiden Prabowo sama Pak Jokowi, segera kita membangun hilirisasi LPG," sambungnya.

Ia juga mendesak Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, agar harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) dalam negeri jangan sampai lebih murah dibandingkan impor. "Ini nggak benar nih. Jadi itu tugas saya yang saya harus selesaikan dalam waktu dua bulan. Jadi Pertamina nanti kita duduk bareng, jangan selisih harganya sampai USD50 dolar, eh USD60 dolar. Itu berarti memberikan ruang impor yang masuk terlalu banyak, gitu," terang Bahlil.

Terkait sektor Minerba, Bahlil mengaku akan melanjutkan hal-hal baik yang telah lebih dahulu dilakukan oleh Arifin Tasrif. Sementara itu, jika ada hal yang belum baik maka harus diperbaiki bersama dengan sistem yang transparan.

"Kita lanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Arifin kepada kita semua dalam melanjutkan program-program Pak Arifin di Minerba. Saya pikir hanya itu saja, karena waktu saya cuma dua bulan, jadi kerjanya nggak boleh pidato juga lama. Jangan-jangan pidato lebih lama daripada kerjakan repot kita, kan?," pungkas Bahlil.(mir)


0 Komentar