Jakarta, Tigapilarnews.com- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto ditujukan untuk menciptakan efek ganda dalam perekonomian (multiplier effect).
“Tujuan utama dari program prioritas presiden terpilih ini, Makan Bergizi Gratis, adalah untuk menciptakan generasi yang cerdas sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi UMKM dan menggerakkan ekonomi daerah,” ujar Sri Mulyani saat Konferensi Pers RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat.
Dalam Buku II Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025, disebutkan bahwa program Makan Bergizi Gratis dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif.
Program ini meliputi penyediaan makanan bergizi dan susu gratis di sekolah serta pesantren, bantuan gizi untuk balita, dan dukungan bagi ibu hamil atau menyusui yang berisiko memiliki anak stunting.
Pada tingkat sekolah, selain menambah asupan nutrisi, program MBG juga diharapkan dapat meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan.
Program ini juga bertujuan untuk mengurangi angka ketidakhadiran atau putus sekolah guna meningkatkan kualitas SDM. Selain itu, program Makan Bergizi Gratis juga diharapkan membawa dampak positif pada kesehatan dan prestasi akademik siswa.
Dalam pelaksanaannya, penyediaan makanan melalui dapur umum akan melibatkan UMKM lokal. Program Makan Bergizi Gratis ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas SDM, tetapi juga memiliki hubungan timbal balik yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja melalui pemberdayaan UMKM.
Anggaran yang direncanakan untuk program Makan Bergizi Gratis pada tahun 2025 sekitar Rp71 triliun atau 0,29 persen dari PDB, mencakup biaya makanan, distribusi, dan operasional lembaga yang mengelola program ini.
Diperkirakan, sekitar 0,82 juta tenaga kerja akan terserap untuk menjalankan program ini. Dengan alokasi tersebut, program Makan Bergizi Gratis diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 0,10 persen pada tahun 2025.(des)