Kamis, 15 Agustus 2024 14:12 WIB
Jakarta, Tigapilarnews.com- Yudian Wahyudi yang menjabat sebagai Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) mendapat banyak sorotan terkait kebijakan Paskibraka putri tak diperkenankan memakai jilbab di momen pengukuhan tahun 2024.
Pada acara pengukuhan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diadakan pada 13 Agustus 2024, tercatat ada 18 dari 76 anggota Paskibraka 2024 yang melepas jilbabnya. Setelah dikukuhkan, para paskibraka ini nanti akan bertugas di istana.
Dari situ muncullah dugaan jika terdapat aturan yang membuat Paskibraka putri melepas jilbabnya ketika acara pengukuhan. Hal tersebut diakui oleh Yudian Wahyudi selaku Kepala BPIP. Yudian sempat menjelaskan jika penampilan Paskibraka putri telah disepakati sejak awal dan mereka yang ikut pengukuhan berarti telah sukarela dan mengikuti aturan yang ada.
Di luar acara itu, Paskibraka dibebaskan mengenakan jilbab. Larangan mengenakan jilbab pada Paskibraka saat bertugas ini lantas timbulkan kontroversi dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai hal itu melecehkan konstitusi.
Profil Yudian Wahyudi: Yudian Wahyudi yang lahir pada 17 April 1960 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia adalah lulusan Pondok Pesantren Tremas, Pacitan 1978 dan Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta pada 1979.
Yudian juga telah meraih gelar Bachelor of Art (BA) dan doktorandus di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 1982 dan 1987, serta BA dari Fakultas Filsafat UGM pada 1986. Dari sisi akademisi, Yudian sempat mengikuti dan terpilih dalam program Pembibitan Calon Dosen IAIN se-Indonesia yang dicanangkan Menteri Agama Munawir Sjadzali di tahun 1988.
Kemudian di tahun 1994, dia mengikuti tes dan berhasil memenangkan beasiswa untuk doktor. Setelah menyelesaikan pendidikan doktor (PhD) di McGill University, Kanada, Yudian lantas berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) pada 2002-2004.
Hal itu menjadikannya sebagai dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard. Tidak cukup sampai situ, Yudian juga sukses menjadi profesor dan tergabung dalam American Association of University Professors periode 2005-2006, serta dipercaya mengajar di Comparative Department, Tufts University, AS.
Dengan berbagai gelar bergengsinya itu, dirinya kemudian diangkat menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2016-2020. Pada saat menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian sempat membuat aturan terkait larangan menggunakan cadar bagi mahasiswinya.
Larangan tersebut tercantum dalam surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal pembinaan mahasiswi bercadar tertanggal 20 Februari 2018. Kebijakan Yudian lantas menuai protes dari berbagai pihak. Terkait larangan itu, Yudian berdalih untuk menjaga ideologi mahasiswa dan mahasiswi UIN Kalijaga serta memudahkan kampus dalam kegiatan belajar mengajar.
Dirinya curiga jika mahasiswi yang bercadar akan dengan mudah menggunakan joki saat ujian. Barulah di 5 Februari 2020, Yudian diangkat menjadi Kepala BPIP. Dari situ juga dirinya kembali membuat aturan kontroversi terkait Paskibraka yang tidak boleh menggunakan jilbab ketika bertugas.(mir)