Selasa, 06 Agustus 2024 20:20 WIB
Jakarta, Tigapilarnews.com- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, beserta jajaran melakukan kunjungan kerja di Provinsi Aceh. Kunjungan tersebut untuk Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi (KBKR) di Wilayah Khusus Kabupaten Aceh Singkil.
Dokter Hasto mengatakan, pencegahan stunting di Kabupaten Aceh Singkil saat ini dilakukan melalui pelayanan KB. Mengingat rata-rata perempuan di kabupaten tersebut hamil dengan jarak kelahiran sangat berdekatan.
“Supaya anak tidak stunting, perlu dijaga betul jarak antar kelahiran. Kalau kurang tiga tahun, stunting berpotensi sangat tinggi. KB mencegah jarak antar anak yang sangat pendek, kurang dari tiga tahun," ujar dokter Hasto di Makodim 0109/Aceh Singkil, Selasa (6/8/2024).
Dokter Hasto juga mengingatkan jika perempuan sudah umur 35 ke atas sebaiknya tidak hamil lagi karena berisiko bagi anak dan ibu. Ditambah berpotensi melahirkan anak stunting sangat tinggi. “Jangan juga hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun karena berpotensi hal yang sama,” urai dokter Hasto.
Diketahui, di Kabupaten Aceh Singkil terdapat perkawinan di usia dini kurang dari 20 tahun. "Lumayan, ada 30 orang per 1.000. Jadi, yang perlu kita usahakan KB-nya dulu," kata dokter Hasto.
Sementara itu, Komandan Kodim 0109 Letkol Infanteri Muhsin menyampaikan, KB merupakan salah satu cara bagaimana mempersiapkan generasi emas dan generasi yang kuat, sehat dan yang dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah dari segi agama maupun jasmaninya. "Generasi muda atau generasi berencana bergandeng tangan untuk menyukseskan terciptanya generasi emas," ucapnya.
Pj Bupati Aceh Singkil, Azmi menggarisbawahi, Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup. "Melalui program ini kita wujudkan keluarga sehat dan berkualitas," ucapnya. Fokus utama kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB di Aceh. Mencakup sarana dan prasarana dan meningkatkan fasilitas kesehatan, kemudian edukasi dan sosialisasi.(des)