Selasa, 30 Juli 2024 13:47 WIB

Megawati Tegaskan Pentingnya Kedaulatan Pangan Ketimbang Pengelolaan Tambang

Editor : Yusuf Ibrahim
Presiden Jokowi. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menilai pentingnya kedaulatan pangan ketimbang pengelolaan tambang. Ia pun turut menyoroti fenomena bagi-bagi tambang saat ini.

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato kebangsaan di acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo, di Jakarta Concert Hall, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).

Menurutnya, negara maju itu sudah tak ingin perang. Ia menilai, negara maju lebih mementingkan pengembangan teknologi ketimbang perang yang bisa menimbulkan korban jiwa. "Ini kan harus diikuti so what kita, angkatan kita TNI, kita ini apa isinya gitu loh. Lah kalau nanti terjadi juga mau diserang lagi, karena negara kita ini memang luar biasa resourcesnya," ucap Megawati.

Namun, Megawati aneh dengan fenomena yang terjadi saat ini, salah satunya izin konsesi tambang. "Orang urusan tambang aja sekarang pada heboh. Mau nyari tambang, mau nyari tambang saya tuh sampai bilang sama teman-teman. makanno (pangan o) tambang iku nanti kalau sudah enggak ada beras terus piye," jelas Megawati.

Megawati menjelaskan, negara yang menjadi pemasok beras tengah berjaga-jaga. Ia pun mempertanyakan pasokan beras dalam negeri bila negara pengimpor menahan berasnya. "Apa negara-negara sekarang kalau ndak percaya, sama saya, negara-negara yang impornya atau ekspor beras itu juga ketar-ketir jadi mereka kemungkinan mungkin tahan karena buat negara mereka. Nah kita terus mencarinya ke mana?" tutur Megawati.

Untuk itu, Megawati mengaku telah perintahkan para kader untuk menanam 10 macam tumbuhan pendamping beras. Ia pun berharap, Partai Perindo bisa melakukan hal serupa. "Kami di PDIP sudah dari tahun sudah 4 tahun memberikan instruksi kepada seluruh jajaran untuk menanam, mari Perindo juga begitu menanam 10 macam tanaman yang saya namakan pendamping beras, bukan pengganti," jelas Megawati.

"Kalau nanti enggak ada jangan pikir loh mau impor, impornya juga ditahan. Itu kan harus waras kita berpikirnya, harus pintar kita berpikirnya, bahwa kalau kemudian itu jadi terus kita bingung mau cari ke mana," tandasnya.(des)


0 Komentar