Jumat, 21 Juni 2024 15:49 WIB

MPR Apresiasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024, Angka Wafat dan Rawat Menurun

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi jamaah haji. (foto istimewa)

Jakarta, Tigapilarnews.com- Wakil Ketua MPR Yandri Susanto menyatakan penyelenggaraan ibadah haji 2024 jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Dia menilai indikator untuk mengukurnya sangat jelas dan mudah dilihat.

“Saya pantau dari awal, mulai pemberangkatan dari Tanah Air, lalu pemberangkatan kloter pertama sampai terakhir, dan puncaknya Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina), saya berkesimpulan pelaksanaan haji tahun ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Ukurannya sangat jelas dan masyarakat gampang melihatnya,” ujar Yandri saat berkunjung ke Kantor Misi Haji Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisah-Makkah, Rabu (19/6/2024).

Dia menyebutkan sejumlah indikator sukses penyelenggaraan haji tahun ini. Misalnya, pergerakan jemaah di Muzdalifah lancar. Angka wafat dan rawat jemaah juga menurun dibanding tahun sebelumnya.

“Misalnya, tahun lalu ada tragedi Muzdalifah, sekarang alhamdulillah tidak ada. Dulu banyak yang meninggal, bahkan hampir mencapai 800, sekarang jauh menurun,” kata Yandri yang pernah menjabat Ketua Komisi VIII DPR ini.

Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada 20 Juni 2024, yang diakses pukul 12.30 Waktu Arab Saudi, total jemaah wafat berjumlah 193 orang. Rinciannya, 19 jemaah wafat di Madinah, 138 jemaah wafat di Makkah, dan 3 jemaah wafat di Jeddah.

Pada puncak haji, 6 jemaah wafat di Arafah dan 27 jemaah wafat di Mina. Sementara, data di hari yang sama atau puncak haji tahun 2023, sebanyak 313 jemaah haji yang wafat, sekitar 63 di antaranya wafat di Arafah dan Mina. “Saya pantau juga di pos-pos kesehatan, serapan obat yang dipakai sekitar 50%. Artinya banyak orang sehat. Artinya gagasan istithaah kesehatan dari Kemenag membuahkan hasil,” kata Yandri.

Soal menurunnya angka rawat jemaah pada periode puncak haji juga ditegaskan Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes Liliek Merhaendro Susilo. Menurut dia, jemaah haji yang sakit pada tahun ini juga cenderung menurun dibandingkan tahun lalu. Indikatornya adalah bed yang disediakan di Pusat Kesehatan Mina tidak semuanya terpakai.

“Artinya, jemaah sakit tidak banyak. Dari 20 bed yang disediakan, 5 bed nganggur,” kata Liliek saat ditemui di Pos Kesehatan Jalur Jamarat pada 18 Juni 2024.

Ketersediaan obat juga masih banyak. Dari 100 persen kapasitas yang dibawa, belum 50 persennya terpakai sehingga stok obat sampai sekarang masih banyak. Liliek melihat mayoritas jemaah haji Indonesia dalam kondisi sehat selama musim haji 2024. Salah satu faktor penyebabnya adalah kebijakan murur yang diterapkan pemerintah untuk pertama kali.

Dampaknya, jemaah risiko tinggi, lanjut usia, dan disabilitas terlayani serta tidak terlalu mengalami kelelahan. "Murur dampaknya luar biasa. Dengan Murur itu indikatornya kalau kita secara logika saja, di pos kesehatan Mina juga nggak begitu banyak yang sakit," ujarnya.(mir)


0 Komentar