Selasa, 13 Februari 2024 19:36 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Bantuan sosial (bansos) disebut sebagai salah satu alasan menurunnya pasokan beras di Jogja hingga mengakibatkan kenaikan harga.
Di toko-toko modern di Jogja, saat ini jumlah pembelian beras telah dibatasi, dari 5 kilogram sampai 10 kilogram saja per konsumen per hari. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syam Arjayanti.
Tingginya kebutuhan untuk mencukupi kuota bansos menurutnya membuat stok beras di pasar menurun sehingga mengakibatkan kenaikan harga. Terlebih di saat musim pemilu seperti sekarang banyak sekali caleg yang membagikan bansos kepada masyarakat.
“Karena kebutuhan yang meningkat, seperti kebutuhan bansos,” kata Syam kepada Pandangan Jogja, Jumat (9/2).
Selain itu, faktor lain menurunnya pasokan ini karena saat ini belum memasuki musim panen. “Saat ini juga belum banyak panen,” ujarnya.
Meski stok di pasar menipis, tapi stok di masyarakat menurutnya malah bertambah dengan adanya bansos. Misalnya, yang sebelumnya stok beras di masyarakat hanya cukup untuk kebutuhan satu minggu, dengan adanya bansos jadi dua minggu.
“Artinya stok di masyarakat meningkat, tetapi stok di distributor menurun,” ujar Syam.
Salah seorang distributor beras di Jogja, Aditya Syafii, mengatakan bahwa saat ini ia memang sedang sangat sulit mendapatkan stok beras. Tanda-tanda kelangkaan ini menurutnya sudah terjadi sejak September 2022, dua tahun silam.
Dan saat ini ia makin sulit mendapatkan stok beras. “Untuk saat ini stok beras memang sulit, memang sangat sulit. Semua jenis beras hari ini sulit,” kata Aditya.
Akibat stok yang menipis, harga beras pun naik. Untuk harga beras medium saja, ia mencatat dalam dua bulan terakhir dari Desember 2023 sampai awal Februari 2024 kenaikan harganya sudah menyentuh angka Rp 1.400. “Dalam dua bulan, sejak Desember kemarin sampai awal Februari ini, harga beras itu sudah naik Rp 1.400,” ujarnya.(mir)