Jakarta, Tigapilarnews.com- Beberapa waktu lalu presiden Jokowi telah menunjuk Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan untuk membangun food estate seluas 178 ribu hektar. Dalam program pertamanya di Kalimantan Tengah, kebun singkong yang ditanam di lahan seluas lebih dari 30 ribu hektar gagal panen.
Jenderal (Purn) Andika Perkasa memberikan beberapa penjelasan mengenai kegagalan ini. Menurut mantan Panglima TNI tersebut, perlu adanya perbaikan dari hutan yang telah dibuka tersebut agar tidak terjadi kerugian.
“Yang kita lihat hutannya ga ada, tapi kemudian pangannya yang disiapkan juga tidak ada, minimal butuh solusi untuk memperbaiki. Ada forgone opportunity (kesempatan yang hilang). Dengan memelihara hutan, ada keuntungan yang mungkin kita bisa peroleh. Salah satunya penyerapan air dan karbon dioksida,” terang Andika Perkasa saat diwawancarai di kanal Youtube Youth TV beberapa waktu lalu.
Sebagai jenderal berpendidikan tinggi yang sekolah tentang kebijakan publik di Amerika Serikat, Andika Perkasa menyoroti tentangapa keuntungan yang bisa diperoleh dari sebuah program. Termasuk ia pun mempertanyakan keuntungan dari gagalnya food estate di Kalimantan Tengah.
“Kalau yang saya melihat dari perspektif public policy, pasti ada cost dan benefit. Biasanya kita lakukan analisa cost benefit atau cost effectiveness analysist. Cost benefit menunjukan, benefitnya apa,” lanjut Andika Perkasa.
Meski program tersebut dieksekusi langsung oleh Kementerian Pertahanan, namun Andika mengaku saat dirinya masih menjabat baik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat maupun Panglima TNI, institusinya tidak dilibatkan.
“Saat program dimulai, saya menjabat sebagai KASAD. Waktu itu sudah disiapkan. Presiden banyak memberikan perintah kepada semua perintah, termasuk saya sebagai panglima. Kita diminta masukan, waktu itu belum ditentukan dimana. Kita beri masukan secara umum. Setelah itu dieksekusi oleh Kementerian Pertahanan, dan kami di Angkatan Darat kan tidak dilibatkan,” pungkas Andika.(des)