Kamis, 10 November 2022 12:13 WIB

Luhut: Indonesia Bisa "bermain" Apa Saja

Editor : Yusuf Ibrahim
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan para pemuda untuk melihat kondisi Indonesia sekarang ini.

Tujuannya, agar kita merasa sejajar dengan negara-negara lain. "Supaya kita tuh jangan merasa kita minta-minta ke orang lain, Indonesia is one of the best countries today," ujar Luhut dalam 4th Indonesia Fintech Summit 2022 secara virtual di Bali, Kamis(10/11/2022).

Luhut mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi yang juga tak kalah besar. Indonesia pun merupakan sumber nikel terbesar di dunia. Jadi menurut Luhut, Indonesia bisa "bermain" apa saja.

"Kita juga second largest tin reserves dan seventh biggest copper reserves in the world. Ingat, copper di tahun 2030 harganya bisa 8 kali naik dari sekarang karena dibutuhkan untuk clean energy," tegas Luhut.

Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki 437,4 gigawatt potensi energi terbarukan. Potensi itu menjadikan Inonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi energi terbarukan terbesar dunia.

"Saya jelaskan, salah satu negara yang punya potential renewable energy segini besarnya adalah Indonesia, dengan 17.500 lebih pulau, dan kita suka lupa sering membuat policy Indonesia as a continent. No, Indonesia itu archipelagic country, jadi apa yang terjadi di Jawa, not necessarily happened in Kalimantan. Kenapa? Karena ring of fire, jadi Sumatra, Jawa itu beda, itu geothermal, berbeda, you don't see any geothermal in Kalimantan," tambahnya.

Maka dari itu, dia menegaskan bahwa tidak bisa menerapkan satu kebijakan untuk seluruh wilayah Indonesia dengan kondisi pulau dan daerah yang berbeda. Hal ini, sebut Luhut, yang seharusnya dipahami. "Banyak orang asing dan orang kita itu tidak paham. Populasi kita sekarang 280 juta jiwa, lokasi kita juga sangat hebat. Untuk mendukung visi Indonesia menjadi high income country di 2045, kita sekarang mengincar pendapatan per kapita USD10 ribu di 2030, dan menurut saya, angka itu bisa lebih," tandas Luhut.(mir)


0 Komentar