Senin, 26 September 2022 13:14 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Viral kisah wanita bernama Nurul, asal Bogor yang mengalami pendarahan usai malam pertama hingga harus transfusi darah, menarik perhatian seksolog Zoya Amirin.
Dalam live Instagram Kamis Buddies (22/9), Zoya mengatakan kalau dilihat dari pemeriksaan dokter yang menangani memang ada luka dalam yang membutuhkan pemeriksaan lanjut. Tapi hal yang membuat Nurul pingsan sampai harus menerima transfusi 2 kantong darah.
Bukan robeknya selaput dara melainkan adalah Hbnya yang rendah. Hbnya yang rendah diduga karena Nurul kelelahan setelah pesta pernikahan.
“Kalau di sini kalau kata dokternya ada luka dalam yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut berarti kemungkinan menurut saya ini ada robek sedikit pada hymen atau selaput daranya. Itu menyebabkan pendarahan tapi yang menyebabkan dia harus transfusi darah bukannya darahnya keluar semua tapi karena Hb atau hemoglobinnya rendah Kan hemoglobin itu normalnya 12 sedangkan dia itu menurut data yang saya baca adalah 6,4 makanya ditransfusi darah. Jadi di transfusi darahnya karena Hb-nya rendah bukan karena terlalu banyak darah yang keluar dari vaginanya. Jadi ini dua hal yang berbeda ya.” Ucap Zoya.
Mengutip berbagai sumber, tak semua hubungan malam pertama bakal berdarah. Seorang wanita mungkin berdarah ketika dia melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya karena selaput daranya meregang atau robek. Namun robeknya selaput dara ini tidaklah mengeluarkan banyak darah dan terasa menyakitkan.
Banyak orang yang selama ini mengatakan kalau seks pertama kali rasanya akan menyakitkan padahal itu adalah mitos. “Dari mitos-mitos yang sering dibilang sama teman-teman sendiri,wah pasti bakal sakit, kita aja tahunya emang normal. Rasa sakit itu enggak cuma tidak nyaman iya. Tapi harusnya tidak sakit, tidak perih, tidak seperti kesilet, tidak kayak kepukul atau benar-benar senyeri itu harusnya nggak seperti itu,” jelas Zoya.
Seks yang menyakitkan bagi wanita biasanya karena vagina yang masih kering sehingga kurang lubrikasi. Untuk itu, Zoya mengatakan pentingnya melakukan foreplay yang cukup agar vagina siap. Atau bisa juga dengan menggunakan Lubricant atau cairan pelumas guna mencegah luka dan pendarahan pada vagina.
“Bagi para pria dan para wanita jangan menganggap bahwa kalau membeli lubricant itu sangat-sangat tidak normal, sangat-sangat tidak natural. Yang lebih oke itu adalah hubungan seks yang menyenangkan, yang enak, yang nggak pakai pendarahan. Kalau misalnya hymen yang robek ya of course berdarah, itu adalah hal yang wajar tapi sangat tidak wajar kalau itu menyakitkan,” lanjutnya.
Tidak hanya pengantin baru lubricant juga penting bagi pasangan yang sudah lama menikah tapi jarang berhubungan karena LDM, nifas, atau perempuan yang mau monopause. Karena semua hubungan seksual memiliki resiko pendarahan apabila vagina dalam kondisi kering.
“Termasuk juga yang bisa kesakitan adalah yang habis masa nifas, habis melahirkan, atau lagi sibuk-sibuknya punya anak. Udah selesai masa nifasnya anak umur 1, 2 tahun itu kan masih pegal-pegalnya ya.. para bunda pasti tahu rasanya bangun tiap 2 jam sekali, lagi pegal-pegalnya itu agak susah untuk punya gairah sex. Nggak ada salahnya untuk pakai lubrikasi supaya tidak jadi pendarahan padahal itu bukan seks yang pertama, kok bisa pendarahan padahal bayi keluar dari situ aman-aman aja? Iya karena nggak siap. bisa lah jadi robek lagi karena vaginal dryness,” ucapnya lagi.
Zoya pun memberi saran bagi Nurul yang mengaku hampir trauma karena pendarahan pasca malam pertama untuk bisa menghadapi traumanya bersama sang suami dan jika membutuhkan pendampingan bisa menghubungi psikolog.
“Triggernya akan seumur hidup trauma tidak bisa hilang, tapi dibutuhkan peran suami untuk membantu menenangkan istri. Akan sedih juga kalau jadi suami ngerasa pengen terkoneksi secara seksual eh malah jadi pendarahan kan frustasi juga suaminya. Jadi gimana caranya si suami juga ngerasa nggak incompeten banget gue jadi laki, gue nyakitin istri gue sendiri, kan sedih juga. Jadi sama-sama berproses untuk healing nah berprosesnya begitu. Bukan untuk menyembuhkan tapi yuk saya bantu yuk kamu menghadapi trauma. Yuk kita sembuh bareng-bareng, yuk kita ngatasin luka ini bareng-bareng,” tutupnya.(mir)