Rabu, 25 Mei 2022 12:15 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR , Endra S. Atmawidjaja, menyebut banjir rob yang terjadi di Semarang akibat air pasang laut yang ekstrim, jika dibandingkan dengan kejadian biasanya.
Banjir yang terjadi sejak Senin kemarin (23/5/20220) membuat tinggi muka air laut mencapai 210 sentimeter dpl (di atas permukaan laut) sehingga sebagian wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian utara terdampak banjir rob, seperti Kota Semarang, Kota/Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Demak.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi menambahkan, banjir rob yang terjadi, khususnya di Kota Semarang, bukan diakibatkan oleh kerusakan infrastruktur tanggul rob yang tengah dibangun, melainkan akibat tingginya air pasang.
Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang mencatat data hidrologi pasang surut tinggi muka air laut pada pukul 15.00 WIB mencapai 210 cm dpl. "Alhamdulillah sejak tadi malam pukul 22.00 WIB, ketinggian air pada level +162 cm dpl dan sudah menunjukkan trend menurun," ujar Adek dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (25/5/2022).
Berdasarkan data sementara BBWS Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dampak banjir rob mengakibatkan tergenangnya Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang sekitar 30-150 sentimeter. Selain itu Sungai Meduri yang melintas di Kabupaten/Kota Pekalongan meluap hingga menggenangi beberapa permukiman warga dan jalan di Desa Tegal Dowo, Pasir Sari, Karang Jompo, Pacar, Samborejo, Meduri, Pulosari, dan Mulyorejo.
Saat ini memang tengah ada pembangunan proyek ruas tol Semarang-Demak. Pembangunan ini juga sekaligus bakal memperkuat ketahanan Semarang dari adanya banjir Rob. "Keberadaan Tol Semarang–Demak yang terintegrasi dengan tanggul akan memperkuat daya tahan Semarang bagian utara dalam menghadapi banjir rob,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, beberapa waktu lalu.
Jalan tol Semarang-Demak memiliki panjang 26,7 km, dalam pembangunannya terbagi menjadi dua seksi. Seksi 1 Semarang/Kaligawe–Sayung sepanjang 10,39 km yang menjadi porsi pemerintah dengan kebutuhan biaya Rp10,56 triliun.
Sementara seksi 2 ruas Sayung–Demak sepanjang 16,31 km menjadi porsi badan usaha jalan tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.(mir)