Rabu, 16 Maret 2022 12:55 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan, pengelolaan sampah di daerah aliran sungai (DAS) Citarum mencapai 2.800 ton per hari.
Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil dalam kunjungannya ke Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (15/3/2022).
Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil itu menerangkan, penanganan sampah di DAS Citarum yang ditargetkan mencapai 3.000 ton per hari kini bisa terkelola dengan baik.
"Dari target 3.000 ton, sampai saat ini, sampah yang ditangani sudah mencapai 2.800 ton per hari, tinggal sedikit lagi target tercapai juga tentunya dengan zero waste program yang terus kita tingkatkan," kata Kang Emil yang juga Komandan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum.
Selain sampah, Kang Emil juga menyebutkan bahwa penanganan limbah peternakan di DAS Citarum kini sudah sesuai dengan target. "Di Perpres dari target 26.800 ekor sapi, kita sudah menangani 26.900 ekor sapi yang limbahnya bisa dijangkau oleh sistem untuk dikelola lebih sustainable," ujarnya.
Lebih lanjut, Kang Emil mengatakan bahwa hampir sepertiga wilayah Provinsi Jabar terkena dampak yang besar dari keberadaan Sungai Citarum. "Jawa Barat mengalami dampak luar biasa dari Citarum, di antaranya penghasil listrik, irigasi, bahkan sumber air Jakarta juga semuanya dari Citarum lewat Waduk Jatiluhur," katanya.
Kang Emiil juga menyinggung tentang indeks kualitas air Sungai Citarum yang kini masuk kategori cemar ringan dengan skor 60. Menurutnya, capaian ini berkat kerja semua pihak, termasuk dari para komandan sektor, sehingga indeks kualitas air Sungai Citarum telah berubah menjadi lebih baik dari cemar berat menjadi cemar ringan.
"Dua fenomena sosial kini terjadi. Ikan-ikan yang dulu hilang hadir lagi dan anak-anak kampung bisa berenang lagi pada kondisi sungai yang telah mengalami perbaikan," ujarnya.
Kang Emil juga melaporkan bahwa 12 kegiatan terus dilakukan lewat program Citarum Harum yang sudah dimulai sejak 2019 lalu. Dari target penghijauan lahan kritis 15.000 hektare, kata Kang Emil, saat ini sekitar 3.100 hektare lahan kritis sudah dihijaukan. "Ini akumulatif capaian selama 2019-2021," imbuhnya.
Terkait penegakan hukum, tambah Kang Emil, pihaknya mengedepankan pendekatan humanis dan kinerja yang proaktif dalam pelaksanaan di lapangan. "Kita lebih cenderung proaktif. Selama tiga tahun sampai saat ini sudah 204 kasus pengaduan yang ditindaklanjuti, di antaranya ada 34 kasus yang sudah masuk pengadilan baik perdata maupun pidana dan 17 kasus dikenai sanksi administratif," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga mengapresiasi bantuan dari World Bank untuk percepatan program Citarum Harum. "Dengan adanya bantuan dari World Bank sebesar 100 juta Dolar AS, diharapkan seperti di Kabupaten Bandung, pengelolaan air limbah domestik untuk tahun depan insya Allah bisa tercapai sesuai dengan target," tandasnya.(mir)