Rabu, 15 Desember 2021 12:30 WIB

Enam Jerapah Mati Akibat Kekeringan di Kenya

Editor : Yusuf Ibrahim
Jerapah. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com-Sebuah foto yang diambil dari udara memperlihatkan dampak mengerikan kekeringan yang melanda Afrika.

Kekeringan di benua tersebut memang bukan kabar baru. Namun, dampak pemanasan global kian memicu kekeringan yang parah dan membuat manusia serta hewan kehilangan sumber air untuk menunjang hidup mereka.

Sebuah foto yang diambil oleh jurnalis foto Ed Ram merekam adegan 6 jerapah mati terbaring dalam spiral di tanah yang kering, tubuh mereka kurus kering dan terjalin. Foto dramatis ini menunjukkan kehancuran akibat kekeringan di Kenya, yang menyebabkan manusia dan hewan berjuang untuk mendapatkan makanan dan air.

Dalam kondisi yang sudah sangat lemah, hewan-hewan itu mati setelah terjebak di lumpur, menurut Getty Images. Mereka berusaha mencapai penampungan air terdekat, meskipun kondisi penampungan itu sendiri hampir mengering total. Selanjutnya, bangkai 6 jerapah itu dipindahkan ke pinggiran desa Eyrib di Distrik Wajir untuk mencegah pencemaran air waduk.

Ironisnya, bukan hanya hewan yang terancam. Diperkirakan 2,1 juta warga Kenya juga menghadapi kelaparan karena kekeringan parah di separuh negara bagian itu, otoritas manajemen kekeringan negara itu memperingatkan pada bulan September.

Pada Selasa (14/12/2021), PBB mengatakan, 2,9 juta orang masih sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Beberapa daerah di Kenya baru-baru ini melaporkan curah hujan terburuk dalam beberapa dasawarsa, sebut laporan PBB.

“Sumber air untuk manusia dan ternak telah mengering, memaksa keluarga untuk berjalan lebih jauh dan menyebabkan ketegangan di antara masyarakat, yang telah menyebabkan peningkatan konflik antarkomunal,” sebut pernyataan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, seperti dikutip dari The Guardian.

Secara terpisah, situs berita lokal Star melaporkan bahwa 4.000 jerapah berisiko musnah karena kekeringan. Ibrahim Ali, dari suaka jerapah Bour-Algi, mengatakan kepada Star bahwa situasinya memburuk karena munculnya lahan pertanian di sepanjang sungai, yang menghalangi satwa liar mencapai tempat minum.(mir)


0 Komentar