Jumat, 10 Desember 2021 10:07 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com-Forum Presidensi G20 sudah dimulai hari ini di Nusa Dua Convention Center, Bali.
Dalam Forum G20 Jalur Keuangan perdana ini, dibuka dengan pertemuan tingkat deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD).
Dalam pertemuan FCBD dihadiri menteri keuangan troika, yaitu Menkeu Italia, Menkeu Indonesia, dan Menkeu India yang membahas berbagai agenda prioritas dalam forum High Level Discussion. Selain itu, dalam pembahasan Recover Together: Policy Setting for Smooth Exit Strategy dan Recover Stronger: Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth menghadirkan panelis dari International Monetary Fund (IMF), Financial Stability Board (FSB), World Health Organization (WHO), World Bank, Bank for International Settlement (BIS), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi pandemi dengan menciptakan fondasi ekonomi dan sistem keuangan yang adil demi tercapainya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih kuat, efisien, inklusif dan berkelanjutan.
"Indonesia bertekad untuk mengatasi tantangan global yang masih akan muncul dan mencari solusi terbaik, memastikan bahwa semua negara dapat pulih bersama serta mendorong reformasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif pasca pandemi," ungkap Sri Mulyani.
Dia menjelaskan bahwa pertemuan ini akan dijadikan acuan terhadap penyelenggaraan pertemuan-pertemuan G20 selanjutnya pada 2022. Indonesia mengajak dunia untuk memfokuskan kerja sama pemulihan pasca pandemi dan pembangunan yang berkelanjutan.
"Keketuaan Indonesia ini akan menjadi ajang bagi Indonesia menunjukkan perannya dalam memimpin forum global untuk mengatasi berbagai tantangan dan isu di tingkat dunia," jelas Menkeu.
Sebagaimana diketahui, Presidensi G20 Indonesia selain akan mengawal enam agenda prioritas, juga melanjutkan agenda legacies untuk dibahas dalam working groups, yaitu mengintegrasikan risiko pandemi dan iklim dalam pemantauan risiko global, penguatan global financial safety net, meningkatkan arus modal, melanjutkan inisiatif kesenjangan data, meningkatkan pengelolaan transparansi utang, mempercepat agenda infrastruktur menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, optimalisasi dukungan pembiayaan dari Bank Pembangunan Multilateral (MDBs), memperkuat kapasitas sistem kesehatan, serta melanjutkan dukungan untuk menarik investasi sektor swasta.(kah)