Kamis, 09 Desember 2021 14:26 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com-Pandemi Covid-19 mendorong berbagai negara menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial yang ketat guna menekan mobilitas maupun aktivitas masyarakat di luar rumah.
Kebijakan itu semakin mendorong masyarakat untuk menyimpan makanan sebagai bentuk antisipasi, salah satunya adalah mi instan yang sangat populer di dunia.
Hasil pengamatan yang dilakukan IEB Institute (Indonesia Eximbank Institute) atau unit riset Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI LPEI ) menyebutkan bahwa berdasarkan World Instant Noodle Association, konsumsi mi instan global mencapai 116,56 miliar porsi. Nah Indonesia berada di peringkat kedua dengan mengkonsumsi 12,6 miliar porsi atau setara dengan 10,84% konsumsi dunia di tahun 2020.
Meningkatnya konsumsi mi instan ini juga dikonfirmasi oleh hasil survei yang dilakukan Trailer Park Group Variety (TPG)/Variety Intelligence Platform Covid Impact Study yang mencatat bahwa masyarakat usia produktif di Amerika Serikat lebih banyak menonton TV, film dan media digital lainnya sambil menikmati mi instan sehingga turut mendongkrak konsumsinya.
Kepala Divisi IEB Institute LPEI, Rini Satriani, mengatakan bahwa Indonesia tidak hanya mengonsumsi mi untuk di dalam negeri saja, tetapi mi instan Indonesia juga sudah diekspor dengan tren yang meningkat, termasuk ke pasar non-tradisional.
"Pada tahun 2020, total ekspor mi instan Indonesia mencapai USD271,34 juta (Rp3,8 triliun/kurs Rp14.200), meningkat 22,96% year-on-year (yoy) dari tahun 2019 (USD220,7 juta/Rp3,13 triliun). Data terkini menunjukkan nilai ekspor kumulatif Januari-September 2021 tercatat sebesar USD185,04 juta” jelas Rini Satriani, Kamis (9/12/2021).
Ekspor mi instan Indonesia tahun 2020 sebagian besar ditujukan ke Malaysia (31,40%), diikuti Australia (9,84%), Singapura (4,70%), Amerika Serikat (4,51%) dan Timor Leste (4,25%). Ekspor Indonesia ke lima negara tujuan tersebut pada tahun 2020 tumbuh positif dan pada tren meningkat selama lima tahun terakhir (2016-2020), yang tecermin dari tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu atau mencerminkan compound annual crowth rate (CAGR) yang positif.
Rini menambahkan terdapat sejumlah negara tujuan ekspor utama Indonesia yang mencatatkan adanya peningkatan permintaan mi instan. Antara lain Timor Leste (menjadi USD9,78 juta), Kamboja (menjadi USD7,75 juta), Taiwan (menjadi USD6,42 juta), Vietnam (menjadi USD3,29 juta) dan Madagaskar (menjadi USD1,98 juta).(mir)