Selasa, 26 Oktober 2021 10:37 WIB

Produksi Padi di Jatim Diperkirakan Menurun

Editor : Yusuf Ibrahim
Ilustrasi petani di Jatim. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Produksi padi di Jawa Timur (Jatim) sepanjang Januari hingga September 2021 diperkirakan sekitar 8,42 juta ton gabah kering giling (GKG), atau turun sekitar 34.200 ton GKG (0,4 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 8,45 juta ton GKG.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga September 2021 setara dengan 4,83 juta ton beras. Jumlah itu turun 19.650 ton atau setara 0,004 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 4,85 juta ton.

Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 0,85 juta ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2021 diperkirakan mencapai 5,69 juta ton beras, atau turun 20.400 ton (0,36 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2020 yang sebesar 5,71 juta ton.


Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 1,26 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 0,71 juta ton.

"Berbeda dengan produksi pada 2021, produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April," kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Adenan, dalam rilisnya, Selasa (26/10/2021).

Data BPS Jatim menyebutkan, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2021 sebesar 1,515 juta hektar. Jumlah itu turun sekitar 256 hektar atau setara 0,017 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 1,51 juta hektar. "Sementara itu, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 0,24 juta hektar," ujar Adenan.

Dengan demikian, lanjut dia, total potensi luas panen padi pada 2021 mencapai 1,755 juta hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 433 hektar (0,02 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 1,754 juta hektar. Luas panen tertinggi pada 2021 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 385.000 hektar. "Sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 55.000 hektar," pungkas Adenan.(mir)


0 Komentar