Rabu, 04 November 2020 10:45 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Indonesia diperkirakan akan resmi mengalami resesi menjelang tutup tahun 2020.
Hal ini seiring pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini yang diperkirakan minus hingga 4% secara tahunan (year on year/yoy). "Saya rasa pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 bisa diangka minus 3-3,5% jika kita mengacu pada pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 yang minus sebesar 5,32%," ujar Ekonom Indef Nailul Huda saat dihubungi di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Kalkulasi prediksi ekonomi minus ini dikarenakan stimulus yang masih belum terserap. Hingga membuat daya beli masyarakat turun. "Alasannya daya beli masyarakat yang belum membaik serta stimulus ekonomi yang masih amburadul," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memproyeksi ekonomi kuartal III tahun ini sebesar minus 4,5% (yoy).
"IKS memperkirakan PDB Indonesia tumbuh positif sebesar 4,0 persen (qtq) not seasonally adjusted, yaitu angka sebelum mengeluarkan pengaruh faktor musiman pada triwulan III 2020. IKS memperkirakan angka year on year (yoy) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 sebesar -4,5%," tandasnya.
Di sisi lain sikap optimis masih terjada, dimana Ekonom Core Piter Abdullah menilai resesi yang akan terjadi di Indonesia sebenarnya hanya stempel untuk kondisi saat ini. Hal ini dikarenakan selama dua kuartal ini pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mengalami negatif. "Dua kuartal yang sudah lewat. Ketika dua kuartal yang sudah berlalu itu pertumbuhan ekonomi kita negatif maka diberi stempel resesi," ujar Piter.
Menurut dia, resesi yang dialami Indonesia sudah dirasakan sebelum Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkannya. Hal itu terlihat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia.(mir/snd)