Rabu, 26 Agustus 2020 15:45 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Mantan pemain Barcelona, Luis Figo, menyebut keinginan Lionel Messi hengkang dari klub sebagai momen bersejarah.
Pendapat itu diungkapkan oleh pria berkebangsaan Portugal tersebut lewat akun Twitter pribadinya @LuisFigo. Sebagaimana diberitakan, Lionel Messi sudah memberi tahu Barcelona tentang keinginan hengkang melalui surat yang dikirim untuk manajemen. Pria berkebangsaan Argentina itu disebut-sebut tidak senang karena keistimewaannya di klub, bakal dicabut pelatih anyar Ronald Koeman.
Kekecewaan Lionel Messi terlihat sangat dalam. Padahal, pemain kelahiran Rosario itu sudah menjadi sosok yang loyal terhadap Barcelona. Tidak heran, Luis Figo sampai menyebut rumor kepindahan The Messiah sebagai momen bersejarah.
“Wow! Sebuah momen bersejarah lainnya!” cuit Luis Figo di akun @LuisFigo, dikutip dari Mundo Deportivo, Rabu (26/8/2020).
Luis Figo sendiri sebetulnya pernah mengkhianati Barcelona pada 2000. Ia memutuskan hengkang ke rival bebuyutan Barcelona di Spanyol, Real Madrid. Kepindahan itu tidak pernah disambut baik oleh suporter Barcelona sehingga Luis Figo dicap sebagai pengkhianat.
Kembali ke Messi, pengiriman surat pemberitahuan permintaan transfer tersebut tidak terlepas dari klausul bebas pergi dalam kontraknya. Berdasarkan laporan media setempat, pria berusia 33 tahun itu bisa bebas pergi dan memutus kontrak yang berakhir pada 30 Juni 2021 lebih cepat.
Pemutusan bisa dilakukan asalkan Lionel Messi memberi tahu klub tentang keinginan hengkang maksimal 10 hari setelah musim berakhir. Pada waktu normal, musim berakhir akhir Mei atau awal Juni sehingga tenggat waktu awal ditetapkan 10 Juni 2020.
Namun, musim 2019-2020 mundur akibat pandemi Covid-19. Lionel Messi sepertinya menganggap pertandingan terakhir Barcelona musim 2019-2020 terjadi pada 15 Juni lalu usai dibantai Bayern Munich dengan skor telak 2-8.
Jika diasumsikan musim lalu berakhir pada 15 Juni 2020, maka surat yang dikirim Lionel Messi masih masuk jangka waktu 10 hari dari akhir musim. Keabsahan tersebut masih bisa diperdebatkan karena tergantung pemahaman Barcelona.
Perdebatan tersebut sebetulnya tidak perlu terjadi andai ada klub yang berani mengaktifkan klausul pelepasan senilai 700 juta Euro (setara Rp12,1 triliun). Sayangnya, dengan aturan Financial Fair Play (FFP), hal tersebut mustahil terjadi.(ist)