Rabu, 27 Mei 2020 15:14 WIB

Jabar Bertahap Buka Kegiatan Ekonomi dengan Cara Baru

Editor : Yusuf Ibrahim
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com- Pemprov Jabar berencana menerapkan tatanan normal baru alias new normal di seluruh kota dan kabupaten pada Senin (1/5/2020). 

Saat ini, Pemprov Jabar tengah melakukan sosialisasi sekaligus menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan agar tatanan baru tersebut dipatuhi masyarakat, termasuk pelibatan TNI-Polri.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, per hari ini angka reproduksi COVID-19 di Jabar berada di angka 1,09. Dalam standar World Health Organization (WHO), angka 1,09 itu artinya wabah Corona dianggap telah terkendali.

"Semakin kecil angka di nol koma lebih baik. Nah kita akan fokus menjaga ini selama 14 hari ke depan. Jadi sudah satu Minggu rasionya di angka satu dan mudah-mudahan satu Minggu lagi tetap di angka satu, sehingga bisa dalam kategori terkendali," kata Kang Emil seusai rapat evaluasi Pencepatan Penanggulangan COVID-19 di Aula Masjid Al-Amman, Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (27/5/2020).

Oleh karena angka pengendalian wabah COVID-19 di Jabar stagnan di angka 1, lanjut Kang Emil,  Jawa Barat menjadi satu dari empat provinsi yang diizinkan pemerintah pusat untuk melakukan persiapan new normal.

Tiga provinsi lain adalah Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Gorontalo. Selain itu, ada 25 kota di luar empat provinsi itu bakal menerapkan tatanan normal baru.

Kang Emil menuturkan, Forum Komunikasi Pimpinan Derah (Forkopimda) Jabar berpatokan kepada level kewaspadaan. New normal hanya diterapkan di kawasan zona hijau, kuning, dan biru. Sedangkan yang masih zona merah dan hitam tidak boleh menerapkan.

"Jadi kita tetap waspada. Istilahnya bukan pelonggaran, bukan relaksasi, tapi istilahnya jadi adaptasi terhadap situasi baru. Nah, apa yang diadaptasi? Pelan-pelan bertahap kegiatan ekonomi akan dibuka tapi dengan cara baru," tutur Kang Emil.

Saat ini, protokol tatanan normal baru sedang disiapkan. Yang pasti, semua toko atau ekonomi harus membuat surat pernyataan siap mematuhi protokol baru di new normal dan siap diberi sanksi jika melanggar. Intinya terbagi dalam tiga kelompok, yaitu menjaga jarak, harus higienis memakai masker, dan cuci tangan saat keluar masuk dari sebuah tempat.

"Ini (tatanan normal baru) akan dikawal TNI dan Polri selama 14 hari untuk mendisiplinkan warga.  Pak Presiden sudah memberikan tugas kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk memobilisasi anggota TNI dan Polri di empat provinsi percobaan ini," ungkap dia.

Kang Emil mengatakan, Pangdam dan Kapolda akan melakukan simulasi-simulasi di pasar tradisional yang memang cenderung lebih repot, toko dan mal, serta tenpat ibadah.

"Pelaksanaan salah berjamaah di masjid bagaimana? Misalkan, masjid kapasitasnya 100 orang, karena shafnya berdempetan sekarang berjarak, kapasitasnya harus 50 orang. Maka, orang ke-51 (dan seterusnya) wayahna (sudah seharusnya) tetap salat di masjid tapi di rombongan salat berjamaah ronde kedua,” kata Kang Emil.

Normalitas baru itulah, ujar Kang Emil, yang akan dilakukan di daerah-daerah. Jadi peribadatan, kegiatan sosial, dan yang paling berat sedang disiapkan adalah sekolah dan pesantren. Saat ini masih dilakukan persiapan new normal di sekolah.

”Sebab sekolah itu kan rata-rata 36 anak per kelas. Dengan normalitas baru, itu terlalu dekat kan. Mungkin jadi 20 murid per kelas. Nah yang 16 murid lainnya kemana? Mungkin masuk siang. Nah Itu harus kami pikirkan,” ujar Kang Emil.

”Saya minta kerja sama ke media selama 4-5 hari ini ya, kita fokus mengedukasi tentang tata cara normalitas baru karena terkendalinya Jabar akan terganggu kalau dalam normalitas baru ada euforia orang seolah-olah normal yang lama. Kalau normal yang lama itu kan bisa ke toko lagi, sekolah lagi tapi gak pakai masker, tidak menjaga jarak, dan gak mau ngantre nah itu akan membahayakan prestasi kita," kata Kang Emil."(ist)


0 Komentar