Sabtu, 16 Mei 2020 21:59 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Target tinggi dibidik Novak Djokovic sebelum memutuskan pensiun dari dunia tenis profesional.
Petenis asal Serbia itu berambisi menobatkan dirinya sebagai raja tenis dengan meraih gelar Grand Slam terbanyak dan menjadi petenis nomor satu dunia terlama dalam sejarah.
Saat ini, Djokovic sudah meraih 17 gelar Grand Slam. Dimulai saat meraih trofi juara Australia Terbuka 2008, 2011, 2012, 2013, 2015, 2016, 2019, 2020; Prancis Terbuka 2016; Wimbledon 2011, 2014, 2015, 2018, 2019; dan Amerika Serikat Terbuka 2011, 2015, 2018. Namun, pencapaian itu masih terpaut cukup jauh dari dua rival beratnya, Roger Federer dengan 20 gelar, dan Rafael Nadal mengoleksi 19 gelar.
Meski masih tertinggal dalam jumlah koleksi gelar Grand Slam, petenis nomor satu dunia itu percaya diri jika dirinya masih sanggup menyalip kedua pesaingnya itu. "Saya selalu percaya pada diri sendiri. Saya yakin bisa memenangkan Grand Slam lebih banyak dan memecahkan rekor untuk nomor satu dunia terlama. Itu jelas tujuan saya sekarang," ucap Djokovic, dilansir thenewdaily.
Petenis berusia 32 tahun itu memang patut percaya diri bisa mewujudkan ambisinya tersebut. Sebelum pandemi virus korona menghentikan seluruh pertandingan tenis pada awal Maret lalu, Djokovic berada dalam performa yang mengesankan.
Terbukti, dia mampu membawa Serbia menjadi juara Piala ATP, merengkuh gelar Grand slam Australia Terbuka, dan mengangkat trofi kejuaraan tenis di Dubai untuk kelima kali. Bahkan, pencapaian itu membuatnya memperpanjang rekor belum terkalahkan dalam 21 pertandingan beruntun.
Sementara untuk menjadi petenis nomor satu dunia terlama, Djokovic sudah memiliki rekor selama 282 pekan. Tapi, dia masih kalah dari Federer yang bertahan di peringkat satu selama 310 pekan. Bahkan, Djoker—julukan Djokovic—masih berselisih empat pekan dari mantan petenis AS Pete Sampras.
Meski begitu, Djokovic diprediksi tetap akan bisa melewati kedua petenis itu. Selain Sampras sudah tidak aktif sebagai pemain, Federer yang akan berusia 39 tahun pada Agustus nanti semakin dekat dengan masa pensiun. Apalagi, petenis kelahiran Belgrade, 22 Mei 1987, itu sangat yakin dan membayangkan bahwa dirinya masih bisa bermain hingga usia 40 tahun. "Saya tidak percaya pada batasan usia. Saya pikir batasan usia hanyalah masalah emosi atau pikiran," ucapnya.
Padahal, Djokovic sempat memiliki pandangan berbeda mengenai masalah permainannya seusai mengalami cedera panjang pada 2018. Bahkan, dia menelan kekalahan dua set langsung dari petenis nonunggulan asal Prancis Benoit Paire di Miami Terbuka. Hasil itu sempat membuat istri Djokovic, Jelena, menyatakan sang suami siap gantung raket.
"Dia (Djokovic) mengatakan kepada saya mau berhenti dan itu adalah benar. Dia kalah di Miami. Itu adalah kekalahan terbesarnya. Kemudian, dia mengumpulkan kami (timnya) dan berkata, 'Saya sudah selesai'. Saya terkejut. Setelah itu, dia meminta Eduardo (asisten Djokovic) berbicara kepada para sponsornya bahwa dirinya mau berhenti dari tenis," papar Jelena.
Namun, Djokovic tidak melanjutkan rencana pensiunnya itu dan kembali bangkit di dunia tenis. Puncaknya adalah saat memenangkan gelar Wimbledon pada Juli 2018. Dia juga mengatakan kemenangan itu menjadi titik balik semangatnya untuk bisa terus bermain selama mungkin dan mewujudkan targetnya sebelum pensiun.(ist)