Rabu, 12 Februari 2020 12:25 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Zulkifli Hasan kembali terpilih menjadi ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN).
Zulkifli berhasil mengalahkan Mulfachri Harahap dan Dradjat Wibowo melalui voting dalam Kongres V PAN di Kendari, 11 Februari 2020 malam.
Pengamat politik Emrus Sihombing menilai pasca terpilihnya Zulkifli Hasan (Zulhas) yang kedua kalinya, sangat mungkin PAN merapat ke pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Di bawah kepemimpinan Zulhas di PAN pada periode kedua ini, sangat terbuka lebar PAN akan menjadi bagian pendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. Tentu konsekuensi logis politik, PAN bepeluang lagi mendapat kursi di kabinet Jokowi-Maruf Amin," kata Emrus melalui keterangan tertulisnya, Selasa 11 Februari 2020 malam.
Merapatnya PAN ke Pemerintah Jokowi bukan langkah politik baru. Emrus pun mengulas tentang kiprah PAN sebelumnya. Pada Pilpres 2014 yang lalu, kata dia, PAN tidak berada di kubu Jokowi-Jusuf Kalla (JK), tetapi pengusung Prabowo-Hatta.
"Namun setelah kemenangan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden, PAN berputar arah menjadi pendukung Jokowi-JK yang berujung mendapat kursi di kabinet setelah reshuffle," tutur Direktur Eksekutif EmrusCorner ini.
Menurut dia, jika bergabung ke pemerintah, PAN berpeluang mendapatkan kursi dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Kendati demikian, Emrus yakin masuknya PAN tidak membuat Jokowi mengambil kebijakan perombakan atau reshuffle kabinet. Menurut dia, bisa saja Jokowi akan memberikan jabatan baru kepada PAN.
"Masih ada jabatan baru kementerian yang sangat dibutuhkan di negeri ini, yang belum ada sampai sekarang, yaitu Kementerian inspektorat kementerian dan Lembaga Pemerintah yang tugas utamanya melakukan pengawasan secara ketat dan tindakan pencegahan korupsi di semua instansi pemerintah," tuturnya.
Terkait situasi di internal PAN, Emrus yakin para faksi dan aktor politik akan melakukan komunikasi politik yang sejuk dalam rangka berbagi peran dalam struktur kepegurusan partai.
Sebagai aktor politik, kata dia, mereka tidak lepas dari keinginan "berkuasa" di internal partai. Karena itu, para pihak akan mencoba mendekatkan diri dengan Zulhas sebagai Ketum terpilih.
Dia memperkirakan Zulhas akan berusaha semaksimal mungkin menempatkan anggota atau kader partai di struktur organisasi partai yang dapat menjabarkan dan menjalankan kepetingan politiknya yang dipadukan dengan perjuangan politik PAN.
"Bahkan para aktor politik yang tidak memilih Zulhas sebagai Ketum dipastikan akan melakukan kalkulasi politik secara matang dengan meleburkan diri. Atas kalkulasi itu, mereka menilai, akan lebih menguntungkan baginya bila menjadi bagian dari garis politik Zulhas," tuturnya.(ist)