Kamis, 28 November 2019 12:40 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan kepada Komisi VII DPR mengenai tambahan pasokan tenaga listrik yang harus dipersiapkan PT PLN (Persero) untuk kebutuhan ibu kota baru, yakni sebesar 1.555 megawatt (MW) hingga tahun 2024.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, perkiraan tersebut dengan mempertimbangkan perpindahan penduduk sekitar 1,5 juta jiwa, konsumsi listrik 4.000 kWh per kapita, kebutuhan energi listrik 6.000 gWh, susut jaringan 10%, faktor beban 63%, dan produksi listrik 6.600 GWh. Dari parameter-parameter tersebut didapatkan beban puncak sebesar 1.196 MW.
"Apabila reserve margin 30%, maka tambahan pasokan tenaga listrik yang harus disiapkan sebesar 1.555 MW," ujar Arifin di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Lebih kanjut dia mengatakan, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sampai 2024, tambahan pasokan di Kalimantan Timur tercatat sebesar 691 MW sehingga masih diperlukan tambahan sebesar 884 MW.
"Saat ini kondisi sistem ketenagalistrikan di ibu kota baru melalui sistem interkoneksi Pulau Kalimantan ialah, daya mampu netto 1.596 MW, beban puncak 1.094 MW, dan cadangan 474,2 MW atau 30%," katanya.
Arifin menjelaskan, Kalimantan terdiri atas dua grid, yakni Sistem Khatulistiwa dan Sistem Kalimantan. Sistem Kalimantan merupakan interkoneksi antara subsistem Barito di Kalimantan Selatan dan Tengah serta subsistem Mahakam di Kalimantan Timur.
"Di luar kedua sistem grid tersebut kelistrikan Kalimantan disuplai melalui sistem-sistem isolated," katanya.
Sebagai informasi saat ini beban listrik di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim mencapai 15,89 MVA yang dipasok dari GI (Gardu Induk) Petung dengan kapasitas sebesar 90 MVA. Sementara, beban listrik di Kabupaten Kutai Kertanegara baru mencapai 117,54 MW yang dipasok dari GI Karang Joang, GI Manggarasari, GI Senipah dengan total GI sebesar 290 MVA.
Sebelumnya, PLN Regional Kalimantan memastikan siap memenuhi kebutuhan listrik kalangan industri. Saat ini, kondisi kelistrikan di Kalimantan tercatat memiliki cadangan sebesar 331,5 megawatt (MW).
Angka cadangan tersebut berasal dari daya mampu netto sebesar 1.778 MW, sementara beban listrik yang harus dipasok sebesar 1.446,5 MW. Adapun daya mampu pasok dari pembangkit listrik yang ada di Kalimantan total mencapai 1.984 MW.(ist)