Kamis, 22 Agustus 2019 13:03 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Bagi Anda yang hobi olahraga lari, ada baiknya mengetahui mitos atau hoaks kesehatan seputar olahraga lari.
Hal ini perlu agar Anda tak termakan mitos atau hoaks kesehatan tersebut. Menurut Ketua Pelaksana KedokteRAN2019 dr. Jack Pradono Handojo, mitos pertama adalah agar kurus lari dengan mengenakan jaket parasut.
Jack mengatakan, sepanas-panasnya suhu ketika seseorang mengenakan jaket parasut, tidak akan mencapai 100 derajat celcius.
Suhu maksimal saat mengenakan jaket parasut hanya berkisar 38-39 derajat celcius. Suhu tersebut tidak cukup untuk meluruhkan lemak. Menurutnya, yang akan terjadi ketika memaksakan lari menggunakan jaket parasut adalah proses penguapan terhambat, sehingga membuat badan mengalami over heat dan akhirnya heat stroke.
Contoh lain dari mitos atau hoaks kesehatan adalah dilarang minum selama berlari agar tidak muntah. Menurutnya, minum itu perlu supaya apa yang hilang melalui keringat bisa kembali.
"Faktanya, aktivitas lari membuat tubuh berkeringat sebagai tanda otot yang sedang bekerja, sehingga tubuh harus terhidrasi agar terhindar dari potensi sengatan tinggi (heat stroke)," kata Jack di Kampus UI Salemba, Jakarta, kemarin.
Jack menambahkan, mitos lainnya adalah pelari jarak pendek dengan konsep lari fun harus melakukan carbo loading, yang biasanya dilakukan orang-orang dalam Half Marathon (HM) dan Full Marathon (FM). Biasanya, para pelari HM atau FM merasa supaya bisa bertahan lama karena larinya empat jam sampai enam jam, sehari sebelumnya mereka makan makanan mengandung karbohidrat dalam jumlah yang besar seperti kentang, nasi, spaghetti.
"Kalau untuk lari yang jaraknya hanya 5 kilo atau 10 km yang selesai hanya dalam waktu 30 menit itu (carbo loading) tidak membawa manfaat dan malah kontraproduktif. Karena nanti setelah lari bukannya kurus malah menjadi gemuk," jelasnya.(ist)