Rabu, 07 Agustus 2019 18:36 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Kongres V yang berlangsung mulai 8-11 Agustus 2019 di Sanur, Denpasar, Bali.
Ada sejumlah agenda yang akan dibahas dalam pertemuan lima tahunan ini. Selain memilih ketua umum, Kongres juga membahas berbagai persoalan mulai dari politik hingga pemerintahan. Termasuk membahas masa depan PDIP.
Ketua Steering Commitee, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Kongres V merupakan puncak dari konsolidasi organisasi kepartaian. Ada sejumlah komisi dalam kongres, dimana masing-masing komisi membahas persoalan-persoalan khusus.
Komisi 5, misalnya, membahas tentang tata kelola partai. Djarot mengatakan bahwa partainya dirancang untuk menjadi partai modern yang mengikuti perkembangan zaman dengan mengembangkan partai digital. Alasannya, kata Djarot, PDIP menyadari betul bahwa pada 2024 adalah puncak regenerasi menyeluruh.
"Ada sekitar 70 persen pemilihnya (pada 2024) adalah pemilih muda di bawah 30 tahun makanya partai harus beradaptasi menjadi partai modern yang mampu memberikan konten isi kepada anak-anak muda kita tentang arah perjuangan bangsa ini sesuai dengan proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar 1945," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini kepada wartawan di Hotel Grand Inna Bali Beach, Rabu (7/8/2019).
Menurutnya, arah Indonesia ke depan harus diketahui dan masuk ke dalam kalangan muda. "Termasiuk ini menjadi landasan proses regenerasi sampai 2024 makanya kita kembangkan (PDIP) sebagai partai yang akrab dengan digital," paparnya.
Format yang dilakukan di antaranya dengan membuat aplikasi kepartaian sehingga anak-anak muda bisa mengetahui sejarah bangsanya dan tidak tercerabut dari akar sejarah bangsa di tengah "pertarungan" ideologi yang semakin kuat.
"Makanya kita fokus membangun sekolah partai dan sekolah kader dan akan dilakukan kaderisasi secara berjenjang, mulai tingkat dasar, pratama, madya sampai utama dengan merangkul anak-anak muda. Karena kita berfikir anak-anak SMP sekarang itu, 2024 nanti sudah mulai memiliki hak pilih," tuturnya.
Selain itu, Kongres juga dijadikan sebagai momentum untuk konsolidasi partai agar bisa memenangkan Pilkada Serentak 2020 di 270 kabupaten, kota, dan provinsi. "Target yang kemarin sudah hitung betul, kita akan berusaha meraih kemenangan di 60 persen," katanya.
Kongres V ini dihadiri total 2.172 peserta dari seluruh Indonesia dan juga utusan dari luar negeri. Sejumlah elite nasional, termasuk para petinggi partai politik (parpol) juga dijadwalkan hadir dalam pembukaan pada Kamis (8/9/2019).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), termasuk wakil presiden terpilih, KH Ma'ruf Amin bakal hadir dalam acara pembukaan kongres yang digelar pada Kamis, 8 Agustus 2019.
Tidak hanya itu, para ketua umum parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) juga diundang dalam pembukaan kongres. "Presiden Jokowi, Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pak KH Ma'ruf Amin akan hadir. Para ketua umum parpol, Golkar dan Nasdem minta tambahan kursi," ujar Hasto.
Bahkan, menurut Hasto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga memastikan bakal hadir di acara pembukaan. "Beliau juga sudah memastikan kehadiran. Kalau Pak Zul (Ketua Umum PAN dan Ketua MPR Zulkifli Hasan) izin karena sesang ibadah haji," tuturnya.
Hasto mengatakan, Prabowo diundang secara khusus oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat keduanya melakukan pertemuan khusus di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
"Yang kita undang adalah (ketua umum) Partai Koalisi Indonesia Kerja dan Pak Prabowo diundang secara khusus oleh Ibu Mega pada saat pertemuan di Teuku Umar. Kemudian Pak Zulkifli diundang dalam kapasitas sebagai Ketua MPR, tapi juga melekat sebagai Ketua Umum PAN," tuturnya.
Sementara itu, agenda utama Kongres adalah memilih ketua umum. Megawati Soekarnoputri kemungkinan besar akan kembali terpilih sebagai ketua umum PDIP periode 2019-2024. Selain memilih ketua umum, menjelang kongres juga muncul wacana untuk memilih ketua harian.
Dua anak Megawati, Puan Maharani dan Prananda Prabowo disebut-sebut berpotensi menjabat sebagai ketua harian.
Terkait hal ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, soal ada tidaknya ketua harian, termasuk siapa orangnya baru akan terjawab dalam Kongres V yang akan dimulai pada 8-11 Agustus di Bali. "Itu dijawab pada hari kedua Kongres. Nanti ya dijawab pada hari kedua," ucap Hasto.
Dia mengatakan, semuanya akan ada momentumnya. Apakah memang ada jabatan itu atau tidak. Berdasarkan informasi yang dihimpun, usai Megawati dikukuhkan menjadi Ketum lagi, baru akan dibahas susunan kepengurusan yang baru. "Kan setiap ini ada momentum," kata Hasto.
Sebelumnya, Ada dua nama yang disebut-sebut akan mengisi ruang itu, jika pun ada. Keduanya juga memiliki trah Sukarno. Yakni Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
"Prananda di partai juga lama. Mbak Puan juga. Mbak Puan itu sudah sejak SMA. Di PDIP tidak ada kader yang instan, selalu mulai dari bawah. Jadi menurut saya ya sangat berpeluang dan sangat pantas," kata Ketua DPP Djarot Saiful Hidayat.
Mantan Gubernur DKI itu, memandang, kakak beradik tersebut bukan menjual embel-embel cucu Presiden RI pertama Soekarno. Namun keduanya mengamalkan ajaran sang proklamator. "Kalau kita melihat Bung Karno bukan masalah sosok beliau aja ya, tapi juga dari ajarannya," tutur Djarot.
Nama Puan Maharani sendiri juga santer disebut bakal menduduki kursi Ketua DPR Periode 2019-2024. Berdasarkan UU MD3, partai pemenang pemilu berhak atas kursi ketua DPR. Hasil Pemilu 2019 lalu, PDIP kembali berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan kursi di DPR sebanyak 128 kursi, naik signifikan dari hasil Pemilu 2014 sebanyak 109 kursi.(ist)