Rabu, 07 Agustus 2019 12:20 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kelelahan menjadi salah satu faktor risiko utama penyebab berbagai permasalahan kesehatan yang menimpa jemaah haji Indonesia.
Faktor lainnya adalah perilaku, konsumsi air, suhu panas dan adaptasi lingkungan. ''Ada lima faktor penyebab utama permasalahan kesehatan haji, di antaranya kelelahan,'' kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eka Jusup Singka.
Untuk mengatasi kelelahan, jemaah harus mampu mengukur kemampuan tubuhnya. Jika sudah merasa kelelahan jangan memaksakan diri untuk melakukan aktivitas. Terutama aktivitas yang tidak perlu di luar pondokan atau hotel. Di samping itu, jemaah juga harus mengatur waktu istirahat yang cukup.
Terlebih lagi bagi jemaah risiko tinggi dan lanjut usia. Mereka lebih rentan terhadap situasi lingkungan terutama cuaca ekstrem seperti Arab Saudi. Energi jemaah haji khususnya kelompok risti disarankan untuk lebih baik dihemat dan dioptimalkan saat puncak haji. Hindari memforsir energi untuk kegiatan yang bukan rukun dan wajib haji.
''Mereka (lansia) justru harus dioptimalkan kondisi fisiknya menjelang Armuzna, karena mereka ke sini tujuan utamanya adalah ibadah haji,'' kata Direktur KKHI Mekkah dr. Ali Setiawan, Sp.B.
''Jangan sampai kegiatan-kegiatan tambahan yang tidak berhubungan dengan ibadah haji justru menjadi penghalang ibadahnya akibat sakit, atau bahkan meninggalnya jamaah sebelum ibadah pokoknya dijalankan,'' tambahnya.
Tidak lupa kepada para petugas kloter, kelompok bimbingan haji dan sesama jemaah, Ali juga mengingatkan agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan jemaahnya. Jemaah pun selalu dianjurkan untuk selalu mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti penutup kepala, kacamata, masker, botol air dan alas kaki, jika hendak ke luar hotel.(ist)