JAKARTA, Tigapilarnews.com- Kongres Luar Biasa ( KLB) PSSI diharapkan berjalan lebah cepat dari yang telah ditetapkan.
Hal tersebut disampaikan Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) saat persiapan KLB PSSI, di Jakarta, Sabtu (4/5/2019) petang. Presiden Persijap Jepara, Esti Puji Lestari, menerangkan jika hal tersebut juga sesungguhnya diharapkan para pemilik hak suara PSSI atau Voters.
Disampaikannya lagi, para Voters pun merespon dengan baik. Hadir juga dalam kesempatan tersebut yakni klub-klub dan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI. Bahkan mereka juga mengirimkan surat yang ditujukan kepada PSSI yang intinya minta agar KLB segera dilaksanakan.
Selain itu, juga menyerahkan mandat kepada KPSN untuk menggelar KLB. Mereka disebut sudah tidak percaya lagi kepada PSSI yang terbukti mengulur-ngulur waktu.
Padahal, KLB sudah diputuskan Komite Eksekutif PSSI pada 19 Februari 2019 untuk digelar secepatnya, setelah sejumlah pengurus inti PSSI menjadi tersangka kasus match fixing dan ditahan, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
“Sesuai statuta kan tiga bulan, artinya 19 Mei. Kenapa diundurnya lama sekali. Apalagi PSSI mengaku tak punya anggaran untuk menggelar KLB. Jadi, kami para voters memberikan mandat kepada KPSN untuk menggelar KLB. Bila ini terjadi, maka akan menjadi KLB atau Kongres paling bersih dan mandiri sepanjang sejarah PSSI, karena biaya sepenuhnya ditanggung KPSN,” katanya.
Lebih jauh Esti mengungkapkan, sudah sekitar 50 voters yang mengirimkan surat permintaan dan penyerahan mandat KLB kepada KPSN, dan siap pula hadir dalam acara persiapan KLB maupun KLB itu sendiri.
“Kami optimistis akan memenuhi syarat minimum 2/3 persen dari jumlah seluruh voters, atau 56 dari 85 voters,” jelas Esti.
Ia kemudian mengutip ketentuan Pasal 30 ayat (2) Statuta PSSI di mana anggota-anggota PSSI dapat menyampaikan permintaan kepada PSSI untuk menggelar KLB.
“Jadi, kedaulatan PSSI itu ada di tangan anggota. Ketika anggota sedang menggunakan kedaulatannya, siapa pun tak bisa melarang. KPSN mencoba mengembalikan kedaulatan PSSI itu ke tangan anggota,” jelasnya.
Sementara itu, hadir juga di persiapan KLB yang digelar Komite Nasional Perubahan Sepak Bola Indonesia (KPSN), yakni Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Bambang Soesatyo.
Bamsoet – sapaan akrab Bambang Soesatyo - menyatakan dukungannya kepada acara yang dipimpin oleh ketua KPSN, Suhendra Hadikuntono, tersebut.
“Salam penuh semangat bagi KPSN. Kita apresiasi niat dan tekad KPSN serta para voters yang berkomitmen mengembalikan marwah PSSI, sehingga akan terwujud PSSI sebagai organisasi yang demokratis, transparan, mandiri dan maju,” kata Bamsoet.
Bamsoet berharap, langkah KPSN tersebut dapat mendorong PSSI untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, melalui pengelolaan organisasi PSSI yang profesional, transparan, dan akuntabel. “Itu demi mengembalikan marwah PSSI yang sempat terpuruk,” tuturnya.
Acara persiapan KLB PSSI yang mengusung tema “Tansparansi Menuju Prestasi Sepak Bola Indonesia” ini menurut rencana hanya berlangsung selama dua hari.
Hal itu disebabkan karena Komite Eksekutif PSSI memutuskan untuk menggelar kongres untuk memilih ketua umum PSSI yang baru pada Januari 2020.
Acara ini diikuti oleh sekitar 56 voters atau pemilik hak suara PSSI yang terdiri atas klub-klub dan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI dari seluruh Indonesia.
Di antaranya, Asprov PSSI DKI Jakarta, Asprov PSSI Jawa Barat, Asprov PSSI DI Yogyakarta, Asprov PSSI Lampung, Asprov PSSI Kalimantan Barat, Asprov PSSI Riau, dan Asprov PSSI Aceh.
Kemudian, hadir juga perwakilan dari Asprov PSSI Banten, Asprov PSSI Sumatera Utara, Asprov PSSI Sulawesi Tenggara, Asprov PSSI Jambi, Asprov PSSI Sumatera Selatan, dan Asprov Sulawesi Utara.
Adapun klub-klub sepak bola yang hadir adalah Persiba Bantul, AS Abadi, PS Mojokerto Putra, Persijap Jepara, Persinga Ngawi, Persatu Tuban, Persiraja Banda Aceh, PSCS Cilacap, Persewar Waropen, PSBL Kota Langsa, Persis Solo, PS Tira Persikabo, dan Sriwijaya FC.
Kemudian ada Persiba Balikpapan, Cilegon United, Perserang, Persita Tangerang, PSIM Yogyakarta, PSGC Ciamis, Mitra Kukar, Solok FC, PSMS Medan, Martapura FC, PSBS Biak Numfor, PSS Sleman, PSIS Semarang, PSPS Riau, Persik Kediri, dan Aceh United.
Sebanyak 56 voters itu berarti 2/3 dari 85 pemilk suara PSSI. Mereka tidak menerima keputusan PSSI yang menggelar KLB untuk memilih Ketua Umum PSSI pada Januari 2020 mendatang.(exe)