Rabu, 01 Mei 2019 09:06 WIB

Soal Pemindahan Ibu Kota, DPR: Jangan Ubah Lanscap dan Konsep Pendiri Bangsa

Editor : Rajaman
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. (foto istimewa)

JAKARTA, Tigapilarnews.com -  Pemerintah sudah mewacanakan akan memindahkan Ibu Kota negara saat ini berpusat di Jakarta ke Provinsi lain. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mempersilahkan jika memang Indonesia sudah harus pindah Ibu Kota. 

Tetapi, Fahri mengingatkan jangan sampai pemindahan itu mengubah lanscap dan konsep yang sudah dibuat para pendiri bangsa ini.

"Sebab kalau kita merubah itu, bisa mengubur sejarah dan kita tidak tahu jati diri. Kita bisa menjadi bangsa yang kebingungan karena tidak punya catatan masa lalu," ujar Fahri Hamzan dalam keterangan tertulisya, Rabu  (1/5/2019).

Fahri menyatakan ini terkait adanya keinginan pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi untuk memindahkan Ibukota Negara Indonesia ke luar pulau Jawa.

Diingatkan bahwa konsep Ibukota Indonesia tidak bisa berubah dari konsep Ibukota yang digagas oleh Bung Karno (Presiden pertama RI), pada tahun 60-an yang desainnya mengikuti Ibukota Amerika Serikat yaitu Washinton DC yang berada di distrik of Colombia.

Makannya, tambah dia, kata-kata DKI itu dalam Undang-Undang nya adalah Daerah Khusus Ibukota, yang dimaksudkan sebagai Ibukota dalam desain tata kota yang dirancang oleh Bung Karno, yang didalamnya ada pusat Pemerintahan dan pusat sejarah.

"Jadi Ibukota dalam desain Bung Karno pada waktu itu harus punya dua hal, yakni pusat Pemerintahan dan pusat sejarah," sebut politikus PKS ini,

Pusat pemerintahan, masih menurut Fahri dimaksdkan sebagai tempat bagi pengambilan keputusan terbaik bagi bangsa dan negara. Sementara pusat sejarah, itu maksudkan sebagai memory bersama anak-anak bangsa, agar kita sebagai bangsa punya rujukan untuk mengingat tentang apa yang dialami bangsa, secara khusus dan dunia pada umumnya.

"Itu lah sebabnya kalau kita melihat konsep-konsep seperti ini berkembang, misalnya Bung Karno pergi ke Brazil dan melihat kota Brazilia yang disainnya memang mengikuti konsep yang berkembang di AS. Jadi filosofi Ibukota itu berasal dari Bung Karno, sehingga pemerintahan ini tidak boleh keluar dari konsepsi pemikiran Bung Karno tentang Ibukota," tandas Fahri. (Zar)

 


0 Komentar