Senin, 22 April 2019 12:18 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, memberikan arahan terkait penggunaan angkutan mudik serta dalam menghadapi arus mudik Lebaran 1440 H.
Menurutnya berdasarkan pengalaman, masyarakat Indonesia memiliki dua mode transportasi mudik yang paling digemari, yaitu mode darat dan udara.
"Dengan adanya jalan tol, mode darat tentunya mendapatkan antusiasme yang tinggi. Namun kita perlu mempersiapkan hal lain, tahun lalu kita berfokus pada kemacetan, namun tahun ini kita berfokus pada keselamatan karena rawannya kecelakaan di beberapa titik, dimana perlu peran Polri untuk mengantisipasinya," ujar Menhub di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Lebih lanjut Ia mengimbau, kepada para pengemudi motor untuk beralih menggunakan moda transportasi lain mengingat angka kecelakaan tertinggi terletak pada pengguna sepeda motor.
"Diharapkan adanya CSR dari pihak swasta untuk memberikan pengertian ke masyarakat tanpa menyinggung pengguna motor," imbuhnya.
Menhub menambahkan, dengan populernya moda transportasi darat, bus memiliki potensi untuk menjadi pilihan transportasi dengan kapasitas yang besar dan kecepatannya. "Kami merencanakan peluncuran Bus Trans Jawa, mengingat pemudik terbanyak mengarah ke wilayah Jawa Tengah," terang dia.
"Kereta juga menjadi opsi karena harga yang relatif terjangkau, namun kami mengimbau kepada pihak penyedia layanan kereta untuk memperhatikan kondisi cuaca yang tidak pasti di beberapa titik dan mengadakan rearrangement untuk masalah terbatasnya kapasitas," lanjutnya.
Terang dia, moda transportasi mudik Lebaran yang terfavorit selanjutnya yakni moda udara, tetapi mungkin akan bergeser karena tingginya tarif.
"Kami menghimbau kepada para maskapai untuk memberikan tarif yang pantas bagi para pemudik sembari melakukan evaluasi rutin terhadap pilot-pilotnya, terutama dalam pola kegiatan pilot, tanpa mengurangi kinerja dari maskapai masing-masing demi keamanan penumpang," ungkap Menhub.
Mode laut diterangkan merupakan alternatif dengan potensi yang besar juga, namun jumlahnya masih belum signifikan. Menhub menyarankan agar ada diskusi khusus dengan Dirjen Laut dan para stakeholder, untuk angkutan masif jalur Jakarta-Lampung dan Jakarta-Sumatera demi mengurangi tekanan penumpang di mode lain.
"Pembatasan kendaraan dengan muatan tertentu akan tetap dilakukan. Kemenhub menyediakan fasilitas mudik gratis, namun jumlahnya belum signifikan. Diharapkan dengan adanya bantuan CSR dari pihak swasta untuk para pemudik dapat membantu kinerja angkutan agar tidak macet dan rencana ini dapat terwujud dalam lima minggu terakhir. Yang menjadi concern selanjutnya adalah arus balik, karena ada rencana one-way yang nantinya akan dibicarakan lebih lanjut oleh pihak Polda," tutupnya.(exe)