Jumat, 22 Maret 2019 08:41 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa Islam Washatiyah sebenarnya Islam moderat yang banyak dianut mayoritas Islam di Indonesia.
Pemahaman Islam yang seperti menyangkut cara berpikir dan cara bergerak. "Dalam berpikir wasathiyah itu sifatnya moderat atau disebut tawassuthiyah. Moderat dalam arti tidak tekstual dan tidak liberal," ujar Ma'ruf saat menjadi Keynote Speech Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (21/3/2019) malam.
Kiai Ma'ruf menuturkan, setiap peristiwa-peristiwa dan kejadian dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari usaha untuk memperbaiki secara sungguh-sungguh baik yang menyangkut kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya maupun perkembangan teknologi. Karenanya dibutuhkan ijtihad.
Menurut Kiai Ma'ruf, berbagai persoalan kehidupan termasuk cara penyelesaiannya telah ditulis dalam kitab-kitab terdahulu, namun ada juga yang belum ditulis dalam kitab. Dengan demikian, masalah-masalah tersebut perlu direspons kalangan para ulama dan kaum cerdik cendikia.
"Karena itu, MUI punya Komisi Fatwa, NU punya Bahtsul Masail dan Muhammadiyah juga punya Majelis Tarjih untuk menyikapi masalah-masalah yang baru," katanya.
Selanjutnya, kata Ketua Umum MUI itu, dalam upaya menempatkan Islam Washatiyah yang dianut di Indonesia maka pendekatannya bukan dengan metode tekstual maupun liberal yang menyebabkan penafsiran berlebihan. Namun pendekatan yang harus dilakukan dengan cara dinamis.
"Karena itu cara berpikir yang moderat itu tawassuthiyah, dinamis tetapi bermanhaj atau ada metodenya. Walaupun begitu para ulama membolehkan ijtihad tapi harus yang ahli ijtihad. Tapi sekarang tidak ada yang ahki ijtihad yang bisa memenuhi secara mutlak, sehingga ijtihanya bersama-sama," pungkasnya.