Rabu, 20 Februari 2019 13:24 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin berjanji akan memperhatikan pendidikan pesantren.
Dari 20% anggaran pendidikan yang tersedia dalam APBN, Kiai Ma'ruf mengusulkan anggaran Rp10 triliun sampai Rp20 triliun untuk pendidikan pesantren.
"APBN kita itu sekitar Rp2.000 triliun lebih. Sebanyak 20 persennya itu untuk pendidikan atau sekitar Rp400 miliar. Dengan adanya RUU Pesantren, saya mengusulkan Rp10 triliun sampai Rp20 triliun itu untuk pengembangan pendidikan pesantren," ujar Kiai Ma'ruf saat Silaturahim Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat dengan KH Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Serang, Banten, Selasa (19/2/2019).
Mantan Rais Am PBNU itu mengatakan, selama ini Presiden Jokowi telah memberikan perhatian besar kepada pesantren, santri, dan ulama. "Yang menetapkan Hari Santri Nasional adalah Pak Jokowi. Itu berarti Pak Jokowi cinta kepada santri dan ulama," paparnya.
Nantinya setelah disahkan RUU tentang Pesantren, perhatian pemerintah terhadap pesantren akan semakin tinggi.
Menurutnya, selama ini perhatian Jokowi terhadap ulama dan santri sangat tinggi. Selain menetapkan Hari Santri Nasional, Jokowi juga membuat lembaga Komite Nasional Keuangan Syariah. "Karena ekonomi syariah itu ekonomi bagi hasil. Karena Pak Jokowi itu orang Jawa maka ekonomi syariah itu 'maro lan mertelu' (bagi hasil)," katanya.
Selain itu, Jokowi juga mendirikan Bank Wakaf Mikro di pesantren-pesantren. Sejauh ini sudah ada 50 titik. "Saya minta 1.000 (titik) per pesantren Rp4 miliar," urainya.
Sebagai bentuk kecintaan terhadap Islam, Jokowi juga mendirikan Majelis Dzikir Hubbul Wathon. "Saya sebagai Dewan Penasihat, Pak Jokowi sebagai Dewan Pembina. Yang pertama dilakukan zikir di Istana pada 1 Agustus. Sudah dua kali zikir di Istana setiap 1 Agustus. Yang lain mana? Apa yang sudah dilakukan. Saya percaya kalau nanti beliau jadi presiden lagi, Beliau ingin produk halal Indonesia jadi produk halal dunia," tuturnya.
Menurut Kiai Ma'ruf, salah satu bukti Jokowi sangat menghormati ulama yaitu dengan mengangkan dirinya yang merupakan pimpinan tertinggi NU, sebagai cawapres.
"Kita menerima (tawaran sebagai cawapres) karena itu penghormatan pada ulama. Pak Jokowi sebenarnya bisa mengangkat wakil presiden dari tentara, profesional, politisi, tapi Pak Jokowi mengangkat saya yang ulama berarti Pak Jokowi mencintai ulama. Ada yang bilang Pak Jokowi gak senang ulama, wakile ae ulama," paparnya.(ist)