JAKARTA, Tigapilarnews.com- PB Perbasasi sebagai otoritas tertinggi baseball dan softball Indonesia tiba-tiba menjadi sorotan setelah sebuah somasi yang dilayangkan oleh salah satu atlet senior asal Australia yang mengaku sebagai mantan pelatih Timnas Softball Asian Games Indonesia, Zenon Winters.
Dalam keterangannya kepada media, Zenon mengaku telah dirugikan oleh PB Perbasasi karena haknya sebagai pelatih yang tidak pernah dibayarkan.
Hal ini sontak mendapat perhatian luar biasa dari berbagai media, karena di tengah keseriusan pemerintah meningkatkan standar olahraga nasional, nyatanya permasalahan tunggakan gaji masih saja muncul ke permukaan.
Tapi anehnya, saat dikonfirmasi terkait kabar tersebut, PB Perbasasi lewat kepala Badan Tim Nasional (BTN), Jajat Darajat KN, M.Kes, AIFO, justru menanggapi hal ini dengan santai. Bahkan sempat mengira pertanyaan yang dilayangkan oleh media sebagai sebuah guyonan.
"Jujur saja kami dari BTN (Badan Tim Nasional) sedikit kaget dengan kabar ini. Bahkan buat kami ini (tuntutan Zenon Winters kepada PB Perbasasi) sedikit lucu sebenarnya," buka pria yang akrab disapa Kang Jajat tersebut.
Namun akhirnya, sang Kepala BTN memberikan keterangan terperinci terkait status Zenon Winters dan sejumlah fakta yang kemudian malah membuat kasus ini berjalan ke arah yang sebaliknya.
"Begini, yang pertama, Zenon itu bukan pelatih timnas, tetapi Perbasasi mendatangkan Zenon sebagai High Performance Director (HPD), ini perlu digaris bawahi. Dan situasi sebenarnya adalah Zenon yang telah melakukan wanprestasi dengan tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana telah dituliskan dalam kontrak kerjanya sebagai HPD. Itulah kenapa bagi saya sangat lucu kalau justru Zenon yang melayangkan somasi," jelasnya.
Menurut Kang Jajat, keputusan Perbasasi untuk mendatangkan Zenon adalah sebagai bentuk nyata keseriusan kepengurusan era Andika Monoarfa dalam meningkatkan kualitas olahraga baseball dan softball di Indonesia. Karena dengan pengalaman yang dimiliki Zenon sebagai atlet internasional, diharapkan bisa terjadi transfer ilmu kepada para pemain dan pelatih nasional.
Namun seiring berjalannya waktu, semua rencana matang yang telah dicanangkan Perbasasi tak juga bisa terlaksana. Pasalnya Zenon yang diharapkan bisa menjadi motor utama pengembangan kualitas baseball dan softball di Indonesia, justru tidak mampu menjalankan semua kewajiban yang telah diberikan kepadanya.
"Jadi sejak awal Zenon kami datangkan untuk membuat sejumlah program yang tujuannya adalah untuk meningkatkan performa para pemain muda dan pembibitan, termasuk didalamnya pembuatan buku atau modul pengembangan performa. Tetapi semua tanggung jawab itu nyatanya tidak pernah ia penuhi, termasuk transfer ilmu yang kami harapkan bisa didapat oleh para pelatih nasional."
"Dalam beberapa kesempatan kami telah meminta Zenon untuk bisa memenuhi kewajibannya tersebut, tapi nyatanya semua itu tidak pernah ia lakukan, hingga akhirnya di bulan Mei (2018) ia tiba-tiba saja tidak lagi muncul dan dan di bulan selanjutnya menyatakan mundur dari posisinya " beber Kang Jajat.
Bahkan, Jajat mengungkap sebuah kenyataan yang cukup mengejutkan, yaitu tindakan Zenon yang berusaha untuk mengajak pemain untuk memboikot pelatihan sofbal putri asian Games 2018. Karenanya, Jajat mengaku akan berkordinasi dengan pihak PB untuk mengambil langkah serius terkait pernyataan menyesatkan yang dilontarkan Zenon kepada media.
"Jadi dengan kata lain, kami yang seharusnya memiliki hak untuk melayangkan tuntukan kepada Zenon, bukan sebaliknya. Dan ini akan kami tanggapi secara serius, saya akan berkordinasi dengan pihak PB untuk berkonsultasi terkait langkah lanjutan yang akan kami ambil untuk menyikapi situasi ini," tegas Jajat.(ist)