Rabu, 14 November 2018 13:27 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, tantangan dua pasang kandidat capres-cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2019 nanti, sangat besar. Apalagi, jika lamanya masa kampanye ini hanya diisi dengan olok-olok masa lalu masing-masing kandidat.
“Akhirnya, yang jadi pertanyaan rakyat “kalau sampeyan berkuasa kami dapat apa? Belum terjawab,” kata Fahri Hamzah melalui pesan singkat, Rabu (14/11/2018).
Padahal, lanjut Fahri lagi, maksud awal kenapa waktu kampanye di perpanjang dari hanya 3 bulan menjadi hampir 8 bulan itu adalah agar rakyat lebih mengerti kandidatnya mau ke mana.“Tapi malah saya melihat, kedua kandidat kelihatan sempoyongan dan serangan mereka mulai tidak terarah. Di tengah itu ada ancaman penggunaan sumber daya negara yang seharusnya netral,” sebutnya.
Politisi PKS itu melihat, tantangan capres nomor urut 01 Jokowi masih besar pada menjawab janji dan dugaan dusta selama diriya memimpin. Sementara, tantangan yang dihadapi capres nomor urut 02 Prabowo Subiyanto, menjawab tuduhan dari masa lalu, saat dirinya menjadi Danjen Koppassus dalam kasus dugaan penculikan sejumlah aktivis saat Reformasi bergulir.
“Jika semua fokus mau apa ke depan, tim Jokowi tentu melanjutkan programnya dan membelanya. Begitu pula dengan tim Prabowo melakukan kritik koreksi dan tawaran alternatif ke depan, tentunya tidak saja seru dan mencerdaskan, tetapi juga manfaat bagi rakyat,” tegas Fahri.
Karena itu, Fahri mendesak KPU sebagai penyelangara pemilu agar kreatif dalam membuat aturan permainan, sehingga lebih menarik dan edukatif bagi rakyat. “Demokrasi adalah permainan dinamis dan kadang keras tapi tidak berbahaya,” tandasnya.