Jumat, 26 Oktober 2018 02:04 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak media untuk menjadi pelindung pariwisata seperti yang dilakukan oleh Thailand. Selama terjadinya bencana, dia ingin agar media yang meliput bencana menjadi pelindung bagi sektor pariwisata.
Ia mencontohkan media di Thailand dengan pemerintahnya. Menurut Arief kedua pihak bersinergi agar citra negaranya tetap baik di mata internasional.
"Pemerintah mereka itu juga committed banget. Saya kasih contoh media di sana juga menjaga sekali pemberitaan buruk negaranya. Kalau ada kudeta juga mereka cepat sekali kan mengatasinya," kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (25/10).
Saat menggelar FGD soal 'Pencanangan Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata' di Hotel Sari Pan Pasific Jakarta, Rabu (24/10), Arief mengajak seluruh media untuk ikut berkolaborasi dengan Kemenpar.
Saat ini, kata dia, media telah dianggap menjadi pengawal pariwisata Indonesia terlebih di era digitalisasi.
"Arus informasi di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tak dapat dibendung. Setiap orang dengan mudah mendapatkan dan berbagi informasi yang tingkat kebenarannya belum pasti. Informasi hoax, horor, menakutkan beredar setiap saat dan memiliki daya rusak yang kuat terhadap ekosistem pariwisata," katanya.
Menangkal Hoaks
Dalam acara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hoaks biasanya muncul usai bencana terjadi.
"Ini asalnya dari luar. Dari pesaing-pesaing pariwisata Indonesia. Mereka mengambil kesempatan sehingga pariwisata kita sepi. Ini sudah saya cross check langsung dengan Kepala Badan Intelijen Negara," tegasnya.
"Kami sudah hafal betul itu. Saat terjadi bencana seperti gempa, gunung meletus atau tsunami berita bohong atau hoaks muncul. Dan ini jelas merugikan pariwisata Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media Don Kardono menjelaskan besarnya peran media untuk menangkal pemberitaan yang merugikan.
"Banchmark-nya tidak perlu jauh. Negara pesaing seperti Thailand dan Malaysia telah melakukan itu. Salah satu kunci keberhasilan pariwisata mereka, karena kuatnya dukungan media dalam memberikan persepsi positif," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini Indonesia telah menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas dan proyeksikan menjadi penyumbang devisa nomor satu di Indonesia. Untuk itu, menurutnya, ekosistem pariwisata harus diupayakan tumbuh dan berkembang dalam iklim yang aman, nyaman, serta kondusif.