Kamis, 25 Oktober 2018 16:04 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Intensitas hujan diprediksi bakal terus meningkat hingga akhir tahun.
Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada November-Desember 2018. Untuk itu, DKI Jakarta wajib memaspadai peningkatan debit air. Apalagi kondisi kali banyak mengalami pendangkalan dan penyempitan, sehingga aliran air menjadi terganggu.
Banjir bakal sulit dihindari apabila tumpahan rob datang dibarengi kiriman air dari Bogor. Kepala Sub Bidang Informasi Meterologi, Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hary Tirto Djatmiko, mengatakan, kondisi kali akan meningkat seiring dengan kondisi cuaca, meskipun saat ini hujan masuk dalam intensitas rendah karena masih memasuki masa transisi.
“Yang diwaspadai nanti November-Desember. Hujan akan tinggi, air akan turun berlimpah dari langit, DKI wajib mewaspadai,” ujar Hary, Kamis (25/10/2018).
Menurut Hary, intensitas hujan yang turun pada November-Desember bisa mencapai 300 mililiter per bulan. Dengan kondisi ini maka ancaman banjir bakal merata apabila Pemprov DKI tidak mewaspadai.
Saat ini, hujan yang turun masih cenderung lokal. Artinya, titik hujan belum merata dan hanya pada spot atau wilayah tertentu. Apabilan hujan sudah merata, debit air dipastikan cepat meningkat sehingga membuat kali dan waduk dipenuhi air. Termasuk laut, peningkatan air akan terjadi seiring peningkatan debit air.
“Jadi bisa dikatakan harus diwaspadai. Kalau tidak, enggak ada jaminan DKI tidak banjir,” tuturnya.
Terhadap antisipasi banjir, BMKG telah berkoordinasi dengan Pemprov DKI. Peringatan akan hujan tinggi telah disampaikan saat rapat bersama dengan Pemprov DKI Jakarta yang diwakili Dinas Tata Air.(exe/sindo)