Kamis, 27 September 2018 13:10 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Sukses Asian Games 2018 Jakarta-Palembang telah membangkitkan rasa kebanggaan dan kebangsaan yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia.
Antusiasme masyarakat kita menyambut pesta olahraga terbesar di kawasan Asia itu sungguh besar. Bahkan tidak diduga sebelumnya. Padahal sebelumnya kita sempat meragukan apakah Indonesia mampu menggelar Asian Games ke-18 itu dengan tri sukses, sukses dari sisi penyelenggara, sukses dari sisi prestasi dan sukses dari sisi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Itulah benang merah yang dapat ditarik dalam sebuah Seminar Pelatihan Publikasi Wartawan Melalui Media Cetak, Online dan Elektronik di Palmerah, Jakarta,Rabu (26/09/2018).
Seminar yang digelar Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Pusat bekerjasama dengan Kemenpora ini diikuti para wartawan olahraga. Tampil sebagai pembicara dua wartawan olahraga senior, Sami Leo Lantang dan Raja Parlindungan Pane dengan moderator Firmansyah Gindo dan Dede Isharuddin.
Sam Lantang yang menjadi pembicara pada sesi pertama menyebutkan sesungguhnya sukses Asian Games 2018 ini tak lepas dari karunia Tuhan.”Bagaimana tidak, dari segi persiapan banyak pihak meragukan termasuk Komite Olimpiade Asia (OCA). Begitu juga dengan persiapan atlet. Namun begitu melihat pembukaan yang ”super”luar biasa, kita semua bangga dan prestasi atlet kita pun sunggu mencengangkan,” kata pria berdarah Kawanua yang pernah mengabdi di Harin Berita Yudha, Kompas dan Tabloid Bola itu.
Sam yang juga mantan Ketua SIWO Jaya itu mengatakan kesuksesan Asian Games 2018 ini tak lepas dari kerja keras dan kegotong royongan seluruh masyarakat Indonesia. Antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan terlibat dan itu semua karena keterlibatan langsung Presiden.
”’Ya memang idealnya untuk penyelenggaraan suatu even sebesar Asian Games, peran negara amat besar. Buktinya Kepres menjadi mesin penggerak dan semua elemen masyarakat terlibat,” tambah Sam Lantang.
Mengenai prestasi atlet pun, lanjut Sam Lantang, kita semua tercengang karena melampuai perkiraan awal. Raih 31 medali emas sungguh merupakan prestasi luar biasa. Persoalan ada cabang olahraga yang menguntungkan Indonesia, itulah bagian dari stategi tuan rumah. Di mana-mana pun tuan rumah bisa mengatur cabang mana yang menguntungkan tentu masih dalam koridor aturan OCA.
”Dan biasanya, kalau di awal berlangsung bagus seperti pembukaan yang super luar biasa tadi, ke depannya mulus. Ibaratnya menjadi lokomotif untuk menarik gerbong dalam mencapai hasil di bidang lainnya misalnya prestasi atlet. Saya teringat pernyataan Pak Arnold Lisapally mantan Komandan Pelatnas era 1970-an hingga 1980-an, jika di awal pembukaan bagus, ke depannya pasti diikuti prestasi atletnya,” papar Sam Lantang.
Olimpiade 2032
Menyinggung keinginan Indonesia menjadi calon tuan rumah Olimpiade 2032, Sam Lantang menegaskan, sukses Asian Games 2018 justru menjadi momentum penting untuk mewujudkan impian itu. Apalagi keinginan itu diutarakan langsung oleh Presiden Jokowi yang secara politik tentu itu merupakan penyataan negara.
”Saya kira itu hal yang sangat wajar karena kita sudah membuktikan mampu menggelar Asian Games 2018 dengan baik. Asian Games ini kan kualitasnya dan levelnya separuhnya Olimpiade,”tuturnya.
Namun sebelum menuju kepada proses pencalonan, kita harus mempersiapkan segala sesuatunya termasuk infra struktur. Selain itu, kita harus bentuk tim pemenangan mulai dari tim lobi termasuk awak media. Media harus gelorakan semangat Indonesia menjadi calon tuan rumah Olimpiade 2032. Artinya media harus terus menerus mengingatkan pemerintah untuk mewujudkan mimpi ini.
Hal senaga juga diakui Raja Pane. Menurut Ketua SIWO Pusat ini, sukses Asian Games 2018 telah mendorong kita semua untuk berani mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
”Benar apa yang disampaikan Pak Sam Lantang tadi bahwa media harus mendorong dan menggelorakan semangat ini. Presiden IOC, Thomas Bach sendiri mengakui sukses Asian Games 2018 ini dan beliau menyatakan Indonesia layak mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032,”kata Raja Pane yang juga salah satu anggota Komite Eksekutif (KE) KOI itu.
Namun menurut Raja Pane, tak mudah bagi Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 karena pesaing kuat seperti Korea Kahiji (Utara dan Selatan bersatu), India, Turkmenistan, Malaysia-Singapura.
Bidding untuk calon tuan rumah Olimpiade 2032 akan dilakukan pada tahun 2024 atau delapan tahun sebelum Olimpiade itu digelar. Jadi ada waktu persiapan delapan tahundan Raja Pane melihat Indonesia ada peluang karena infra struktur Jakarta pada saat itu sudah rapi dan sempurna.
Selain itu ada venue Asian Games 2018 yang sudah mendapat pengakuan dunia (legacy) seperti Stadiun Utama GBK,Aquatic, Veledrome Rawamangun.”Jadi tinggal menunggu keseriusan dari pemerintah kita,” kata Raja Pane.(exe/ist)