Rabu, 26 September 2018 11:06 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Status Real Madrid sebagai tim yang selalu diperkuat pemain terbaik di dunia akhirnya dapat terpulihkan.
Los Blancos bisa kembali membusungkan dada karena Luka Modric berhasil meraih Ballon d’Or 2018. Gelandang serang asal Kroasia itu menyabet penghargaan tersebut setelah mengalahkan dua rival terkuatnya, yakni Cristiano Ronaldo yang sudah hijrah ke Juventus dan bomber Liverpool Mohamed Salah.
Modric meraih Ballon d’Or atau Pemain Terbaik FIFA (The Best FIFA Men’s Player) karena mendapat 29% suara dari pemilih yang merupakan pelatih dan kapten tim nasional serta perwakilan wartawan olahraga dari setiap negara yang berada dalam naungan FIFA.
Pemain berusia 33 tahun itu melebihi torehan Salah yang hanya menerima 11,2% suara serta Ronaldo yang cuma didukung 10% suara. Sementara Lionel Messi biasanya selalu jadi salah satu favorit tidak masuk tiga kandidat terakhir.
“Penghargaan ini bukan hanya milik saya. Juga milik teman-teman saya di Real Madrid dan Kroasia. Tanpa bantuan pelatih, saya tidak akan memenangi penghargaan ini. Tanpa keluarga, saya tidak akan menjadi pesepak bola seperti sekarang,” ucap Modric saat pidato setelah seremoni yang berlangsung di London, Inggris, Senin (24/9), dilansir skysport.
Ini jelas menjadi momen bersejarah bagi Modric. Sebab dia menjadi pemain Kroasia pertama berhasil meraih Ballon d’Or. Ini juga pertama kalinya sejak 2008 ada pemain selain Ronaldo dan Messi yang mendapat penghargaan tersebut. “Saya senang karena ada pemain lain (selain Ronaldo dan Messi) yang mendapat pengakuan.
Mereka yang sebelumnya layak mendapat penghargaan ini, tapi tetap gagal memenangkannya,” ujar Modric. Meski demikian, terpilihnya Modric tetap menimbulkan tanda tanya.
Sebab jika dilihat dari performa dan prestasi, dia masih kalah dari Ronaldo dan Salah. Di level klub, dia hanya menghasilkan dua gol dan delapan assist dari total 43 laga sepanjang musim 2017/2018.
Sedangkan Salah mampu menyumbang 44 gol dan 16 assist dari 52 partai secara keseluruhan bersama Livepool. Kemudian Ronaldo juga sanggup mengepak 44 gol dan delapan assist dari 44 penampilan bersama Real Madrid.
Soal trofi, Modric juga cuma menjuarai Liga Champions, sama seperti Ronaldo. Lalu di level timnas, mantan pemain Tottenham Hotspur itu juga hanya bisa membawa Kroasia menjadi finalis Piala Dunia 2018 setelah kalah 2-4 dari Prancis.
Artinya, ada kemungkinan penilaiannya karena faktor lain yang lebih humanis. Dengan membantu negaranya masuk final Piala Dunia 2018 sudah dianggap pencapaian luar biasa. Selain itu, dia juga telah melewati perjalanan hidup yang berliku untuk mendapat kesuksesan.
Modric pernah merasakan pahit getirnya kehidupan. Lahir di Zadar, masa kanakkanaknya diwarnai dengan perang untuk merebut kemerdekaan Kroasia. Modric kecil juga pernah jadi pengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri.
Tidak hanya itu, ketika kecil, Modric juga terpaksa bekerja, seperti menjadi penggembala ternak. Lebih ironis, dia juga harus rela bermain bola di jalanan tanpa peralatan lengkap. Namun, Modric tidak menyerah dan terus merajut mimpi.
Melalui kerja keras, Modric akhirnya menjadi pesepak bola profesional dan mendapat pengakuan, termasuk memenangkan Ballon d’Or. “Saya senang karena publik mengakui saya sebagai yang terbaik di dunia pada tahun ini,” tutur Modric.
Apa pun alasannya, sukses Modric meraih Ballon d’Or memulihkan lagi status Madrid yang selalu diisi pemain terbaik di dunia. Soalnya predikat yang sudah melekat selama 18 tahun itu sempat terhenti begitu Ronaldo bergabung ke Juventus.
Ini juga menjadi penambah motivasi bagi Modric serta anggota Madrid lainnya sebelum menyambangi Sevilla pada lanjutan Primera Liga di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan, dini hari nanti.(exe/ist)