Selasa, 04 September 2018 19:29 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, KH Muhammad Cholil Nafis menyarankan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk melaporkan ancaman dan intimidasi yang dia terima, saat akan melakukan serangkaian ceramah di sejumlah kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
"Saya pikir pertama UAS curhatnya di medsos sehingga bikin heboh, saya berharap ustaz yang mengalami tidak hanya sekali ini melaporkan langsung kepada aparat atau pihak terkait sehingga bisa di selidiki siapa yang melakukan intimidasi dan motifnya apa, karena kalau di medsos begini penengak hukum tidak bisa menindaklanjuti karena deliknya delik aduan," kata KH Cholil, Selasa (4/9/2018)
Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad membatalkan rencana taushiyah di sejumlah kota, lantaran munculnya ancaman dan intimidasi. Hal itu dia ungkap melalui akun Instagramnya, UAS menyebut ada beberapa ancaman dan intimidasi terhadap ceramahnya yang akan digelar di Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang.
Ustaz Somad juga membatalkan rencana ceramahnya di Solo, Boyolali, Yogyakarta, dan sejumlah kota di Jawa Timur, seperti Malang, Jombang, dan Kediri, karena ancaman dan intimidasi.
Cholil mengungkapkan, secara pribadi tidak setuju dan sangat melawan terhadap persekusi apalagi penghandangan terhadap dakwah. Menurutnya menjadi ustaz tentu yang lebih tinggi dari pada orang awam yang bisa memahami dinamika sosial.
"Saya melihatnya, inilah cobaan sebagai pendakwah, Nabi saja sampai dilempari di Thaif dan giginya sampai tanggal jadi cobaan dakwah macam-macam. Makanya kalau jadi kiai, jadi ustaz jadi pendakwah itu curhatnya di tengah malam kepada Allah SWT jangan sampai curhatnya di medsos, karena sesuatu yang dialami benar belum tentu baik disampaikan ke masyarakat dan belum tentu bermanfaat," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Cholil, sebagai ustaz harus pandai dalam menyampaikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan menciptakan kemaslahatan di masyarakat. "Ini nasihat bagi saya sendiri sebagai pendakwah dan nasihat bagi kita semua di dalam menyikapi banyak informasi dan sarana media komunikasi yang sekarang sangat masif ini," tuturnya.(exe/sndo)