Minggu, 26 Agustus 2018 20:37 WIB
Moskwa, Tigapilarnews.com - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Amerika, Inggris dan Prancis sedang mempersiapkan untuk melakukan serangan udara terbaru terhadap Suriah dengan dalih dugaan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Damaskus.
Juru bicara kementerian Mayjen Igor Konashenkov mengatakan pada hari Sabtu bahwa sekelompok militan, yang dilatih oleh perusahaan militer swasta Inggris untuk bekerja dengan bahan beracun, telah tiba di Provinsi Idlib barat laut Suriah.
“Untuk melakukan dugaan ‘serangan kimia’ di kota Jisr al-Shughur di provinsi Idlib, militan dari kelompok Tahrir al-Sham telah mengirimkan 8 tanker kaporit ke sebuah desa beberapa kilometer dari Jisr al-Shughur , “Kata Konashenkov.
Jenderal Rusia lebih lanjut memperingatkan bahwa kemungkinan serangan gas militan terhadap Suriah akan diikuti oleh serangan Barat terhadap negara tersebut.
“Provokasi ini dengan partisipasi aktif dari layanan khusus Inggris akan berfungsi sebagai dalih lain bagi Amerika, Inggris dan Prancis untuk melakukan serangan rudal terhadap pemerintah Suriah dan fasilitas ekonomi,” katanya.
Pejabat itu lebih lanjut mencatat bahwa destroyer USS The Sullivans Angkatan Laut Amerika yang dipersenjatai dengan 56 rudal jelajah juga tiba di Teluk Persia dan sebuah pembom В-1В Amerika yang membawa 24 jelajah rudal jagal AGM-158 JASSM telah dikerahkan di pangkalan udara Al-Udeid di Qatar.
Peringatan itu datang ketika tentara Suriah sedang mempersiapkan operasi untuk membebaskan Provinsi Idlib, kubu terakhir militan. Pada hari Sabtu, Bloomberg melaporkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Amerika John Bolton telah memperingatkan timpalannya dari Rusia, Nikolai Patrushev, bahwa Washington siap untuk mengambil tindakan militer yang kuat terhadap Suriah jika menggunakan senjata kimia di Idlib.
Bolton mengeluarkan peringatan itu selama pembicaraan Kamis dengan Patrushev, Bloomberg mengutip empat orang yang akrab dengan diskusi tersebut.
Pada 14 April 2018, Amerika, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan rudal terkoordinasi terhadap situs-situs dan fasilitas penelitian di dekat Damascus dan Homs untuk melumpuhkan kemampuan pemerintah Suriah untuk memproduksi bahan kimia.
Serangan itu terjadi satu minggu setelah dugaan serangan gas di kota pinggiran kota Damaskus, Douma. Baik Damaskus dan Moskow menuduh kelompok sukarelawan White Helmets telah melancarkan serangan senjata kimia yang dicurigai di Douma.