Jumat, 10 Agustus 2018 03:02 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Jet tempur canggih buatan Rusia, Sukhoi (Su-35) pesanan TNI Angkatan Udara akan jadi alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menegaskan rencana pemerintah Indonesia membeli 11 unit jet tempur Su-35 dari Rusia tidak terkendala, bahkan dua pesawat Sukhoi tersebut akan tiba pada Oktober 2019.
“Apabila Agustus ini kontrak efektif, maka 2019 akan datang dua unit. Kalau tidak efektif, kemungkinan mundur,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, kepada wartawan di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (9/8/2018).
Mengenai rencana pembelian itu, Kemenhan telah bersinergi dengan sejumlah kementerian terkait. Artinya, sejauh ini tidak ada kendala meski terlihat dinamika di lapangan yang menyoal kebijakan tersebut.
Kontrak pembelian Su-35 itu dengan spesifikasi full combat (lengkap dengan persenjataan) antara Indonesia-Rusia pada Februari lalu.
Totok menepis informasi yang menyebut Amerika berusaha menekan Indonesia agar tidak membeli Sukhoi dari Rusia.
“Kita tidak ada musuh, kita baik dengan Amerika. Kita juga beli Hercules. Kita juga baik dengan Rusia dan negara-negara lainnya. Jadi kita tidak punya musuh,” ucap Totok.
Bahkan, tambah dia, dalam waktu dekat Indonesia berencana membeli 5 unit pesawat angkut jenis Hercules dari Amerika untuk memperkuat alutsista TNI.
Sedangkan beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara (Kadispamsanau) Marsma TNI Andi Kustoro dan tim bersama Deputy Director of The Air Force Departement Rusia, Tsyplakov Yury beserta tim melakukan survei di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Senin 6 Agustus 2018.
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Hamdi Londong Allo menjelaskan, survei yang dilakukan oleh tim dari Rusia tersebut guna persiapan kedatangan pesawat Sukhoi SU-35 yang dibeli pemerintah RI dari Rusia.
“Survei dimaksudkan untuk menentukan lokasi dan kebutuhan yang akan dipersiapkan oleh pihak pabrikan pesawat Sukhoi SU-35 ‘Komsomolkom-on-Amur aircraft plant them’,” ucapnya.
Menurut rencana, kata Londong, survei akan berlangsung selama dua hari dan melibatkan 10 ahli dari negara Rusia.
“Selama di Lanud Iswahjudi rombongan dibawa ke Skadron Udara 14, meliputi hanggar, shelter, apron, aerodrome, runway, taxyway, fire fighter vehicles, GPL, simulator, Depo 60, dan objek lainnya,” paparnya.
Ia menjelaskan, peninjauan dimaksudkan untuk melihat kesiapan lokasi yang akan digunakan untuk bermukimnya Su-35.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto sempat mengatakan pemerintah belum bisa memastikan kelanjutan pembelian sebelas jet Sukhoi SU-35 dari Rusia.
Wiranto mengatakan pemerintah masih menunggu kepastian sikap Amerika Serikat supaya membebaskan ancaman sanksi terhadap negara-negara yang ingin membeli Alutsista dari negara Rusia.
Pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia ini dibeli untuk menggantikan jet tempur F5 dengan nilai kontrak US$1,14 miliar pada pertengahan tahun lalu. Totok menambahkan peralatan sudah siap untuk menunggu kedatangan Sukhoi di Indonesia.
"Itu akan kontrak efektif akan ready di negara kita. Semuanya sudah sesuai dengan yang kita harapkan," pungkas Totok.