Kamis, 09 Agustus 2018 00:11 WIB
Moskwa, Tigapilarnews.com - Perusahaan penerbangan Tupulev akan meluncurkan bomber strategis jarak jauh Tu-22M3M yang merupakan varian terbaru dari Backfire. Perusahaan mengklaim Tu-22M3M merupakan pesawat terbaru.
Bomber ini pada dasarnya adalah Tu-22M3M yang ditingkatkan dengan perangkat teknologi baru. Salah satunya adalah peralatan radio-elektronik dan avionic baru serta teknologi lain.
TU-22M3 Rusia akan di persenjatai rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal milik Rusia yang diklaim mampu menjangkau wilayah Amerika Serikat (AS) dalam hitungan menit. Rudal hipersonik Kinzhal ini mampu melesat dengan 10 kali kecepatan suara.
“Sebagai hasil dari modernisasi yang mendalam, kami benar-benar mendapat pesawat baru, Tu-22M3M. Pesawat ini dilengkapi fitur peralatan radio elektronik yang benar-benar baru,” kata CEO Tupolev Alexander Konyukhov kepada TASS, Selasa (7/8/2018).
Pesawat ini rencananya akan diluncurkan pada 16 Agustus 2018 dan melakukan penerbangan perdananya pada awal September.
“Sebagai hasil lain dari pekerjaan yang dilakukan di pesawat, kehidupan layanannya akan diperpanjang hingga 45-50 tahun,” katanya.
The Kazan Aviation Enterprise mengatakan kepada TASS bahwa seluruh suite avionik baru, sistem penglihatan dan navigasi dan peralatan onboard lain dari pembom Tu-22M3M yang dimodernisasi telah distandardisasi dengan sistem yang sama milik varian terbaru Tu-160 yang dikenal sebagai Tu-160M.
“Pada bulan September, pesawat akan melakukan penerbangan perdana sebagai bagian dari uji coba pabrik, setelah itu akan memasuki pengujian gabungan negara yang akan berlangsung beberapa bulan,” kata Alexander Konyukhov.
Setelah pengujian gabungan, Kementerian Pertahanan Rusia akan membuat keputusan tentang modernisasi yang mendalam dari batch pertama pesawat Tu-22M3 yang beroperasi.
Pesawat akan mendapatkan sistem radio elektronik SVP-24-22 baru, radar NV-45, kokpit ergonomi yang ditingkatkan, sistem onboard baru, dan masa pakai yang diperpanjang selama 35 tahun. Bomber yang ditingkatkan akan mampu membawa senjata presisi, termasuk rudal jelajah Kh-32 dengan jangkauan hingga 600 km.
Menurut sumber, Tu-22M3M akan memiliki unit mesin yang identik dengan yang digunakan mesin NK-32-02 baru yang digunakan Tu-160M2.
Tu-22M3M adalah versi modern dari Tu-22M3, bomber supersonik jarak jauh dengan sayap variabel menyapu. Rencana awal 30 pesawat akan ditingkatkan ke tingkat Tu-22M3M. Varian pertama yang yakni Tu-22 dikembangkan oleh Biro Desain Tupolev pada pertengahan 1970-an.
Pesawat melakukan penerbangan perdana pada 20 Juni 1977 dan mulai beroperasi pada tahun 1989. Pesawat mengembangkan kecepatan maksimum 2.000 km / jam, ketinggian terbang 13.300 meter dan beban tempur hingga 24 ton termasuk membawa rudal Kh-22 dan Kh -15, bom, ranjau laut.
Secara keseluruhan, Rusia telah menghasilkan 268 pesawat ini. Menurut data majalah The Military Balance, Angkatan Udara Rusia mengoperasikan 62 pembom Tu-22M3. Mereka aktif digunakan dalam perang di Suriah.
Diberitakan bila India berencana mengakuisisi empat pesawat pembom strategis bermesin ganda Tupolev Tu-22M3 “Backfire” dari Rusia. India akan menggunakan jet supersonik ini untuk misi penyerangan maritim menyerang kapal perang dengan tembakan rudal anti-kapal (ASM) modern, termasuk rudal BrahMos-A milik India.
Kalau pesawat tersebut sudah tiba di India, Backfire akan menjadi pembom strategis jarak jauh pertama di negara itu. Media India mengatakan keempat jet sayap variabel ini akan mencukupi untuk mencegah China melakukan ekspansi lebih jauh di Samudera Hindia.
Analis militer India mengatakan satu-satunya kemungkinan pengerahan untuk Tu-22M3 adalah menyerang kapal-kapal perang Angkatan Laut Tiongkok di Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan. Jet ini memiliki jarak 6.800 km, memungkinkan pesawat untuk menjelajah ke Laut Cina Selatan dari Visakhapatnam, markas Komando Laut Timur Angkatan Laut India. Sedangkan jarak ke Seychelles adalah 4.000 km.
Tu-22M3 awalnya dirancang oleh Uni Soviet sebagai pembom serang maritim jarak jauh yang dipersenjatai dengan rudal jelajah yang mampu menyerang kapal induk Angkatan Laut AS pada jarak yang sangat jauh.
India mungkin memilih untuk mempersenjatai Tu-22M3 dengan versi luncur udara rudal jelajah supersonik BrahMos, BrahMos-A, atau rudal jelajah Rusia yang dirancang untuk diluncurkan dari Tu-22M3; Raduga Kh-22 dan Raduga Kh-15.