Selasa, 24 Juli 2018 07:35 WIB
New York, Tigapilarnews.com - Harga minyak melemah pada penutupan perdagangan Senin dipicu kekhawatiran kelebihan pasokan. Di awal sesi, harga minyak menguat ditopang meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Namun, pasar mengalihkan fokus ke risiko kelebihan pasokan usai Arab Saudi dan produsen besar lainnya meningkatkan produksi untuk mengimbangi berkurangnya pasokan dari Iran yang terkena sanksi AS.
Dilansir dari Reuters, Selasa (24/7/2018), harga minyak mentah Brent ditutup turun USD 1 sen menjadi USD 73,06 per barel.
Harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) turun USD 37 sen menjadi USD 67,89 per barel, tergerus dari sesi tertinggi USD 69,31 per barel.
Persediaan minyak mentah AS di pusat pengiriman di Cushing, Oklahoma naik dalam empat hari terakhir hingga Jumat lalu. Pasar juga terbebani oleh kekhawatiran tentang dampak pada pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi dari perselisihan perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 ekonomi terbesar dunia mengakhiri pertemuan di Buenos Aires pada akhir pekan menyerukan lebih banyak dialog untuk mencegah ketegangan perdagangan dan geopolitik yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi.
"Risiko penurunan jangka pendek dan menengah telah meningkat," ungkap para pemimpin keuangan dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan itu terjadi di tengah meningkatnya tensi perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China, ekonomi terbesar di dunia, yang telah menerapkan tarif senilai USD 34 miliar satu sama lain.
Pada Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump bahkan mengancam akan memberlakukan tarif pada semua produk China yang masuk ke AS yang mencapai USD 500 miliar, kecuali Negeri Tirai Bambu itu menyetujui perubahan besar pada transfer teknologi, subsidi industri dan kebijakan joint venture.