Kamis, 24 Mei 2018 10:50 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com - Komisi IV DPR berharap Dirut Perum Bulog Budi Waseso memberantas mafia pangan, seperti halnya saat memberantas mafia narkoba kala menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Ekspektasi kita dari Pak Buwas (Budi Waseso), supaya Pak Buwas memperlakukan Bulog seperti BNN, tapi dalam regulasi ada keterbatasan tentang penindakan, bapak tidak bisa melakukan penindakan kecuali diserahkan ke satgas pangan," kata Anggota Komisi IV DPR Fauzih Amro saat dihubungi, Kamis (24/5/2018).
"Kita tahu saat ini sedang darurat impor, apa-apa diimpor. Sementara kita di Komisi IV ini malah sebaliknya supaya ada kemandirian petani. Ada kesejahteran nelayan. Contoh konkret yang menarik ini saat ini adalah beras. Menteri Pertanian tidak bisa apa-apa ketika Menteri Perdagangan membuat peraturan dengan Permendag No.1 Tahun 2018 dimana impor tidak harus mendapat rekomendasi dari kementerian teknis. Ini problem sendiri," paparnya.
Lebih jauh, Politisi Hanura menyatakan, untuk melawan itu semua Menteri Pertanian kemudian melakukan panen raya di berbagai daerah.
Semua ini menurut Fauzi adalah karena kurangnya koordinasi diantara kementerian. Dalam ratas (rapat terbatas), Kementerian Pertanian tidak didengar lagi.
Oleh karena itu jika Kementerian Pertanian mengatakan Indonesia surplus beras, artinya Bulog juga harusnya mengamini hal itu. Meskipun kemudian Kemendag (Kementerian Perdagangan) memaksa kembali impor.
Oleh karena itu pihaknya berharap Buwas bisa menjaga Bulog sesuai dengan Tupoksinya, sesuai amanah Undang-Undang No. 48 Tahun 2016.
"Kita berharap betul dengan latar belakang bapak sebagai Polisi, Kabareskrim dan Kepala BNN. Bapak bisa berkordinasi dengan Satgas Pangan, supaya mafia-mafia yang sangat luar biasa di bidang pangan bisa diberantas sedikit demi sedikit. Itu semua demi peningkatan nasib petani kita," tegasnya.
Punya Peta Kartel Beras
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, tingginya harga beras di pasaran disusul dengan tambahan impor beras sebanyak 500 ribu ton karena ada permainan di rantai distribusi.
Ia mengaku telah mengetahui permainan beras di tanah air. Namun, kata Buwas, dirinya tidak bisa bertindak, karena hal tersebut bukan wewenang Bulog.
"Saya tahu bagaimana permainan dan juga kartel, saya sudah punya petanya, bagaimanapun saya pernah jadi aparat dan punya kekuatan jejaring intelijen dan sudah saya coba dan terbukti," kata Buwas, Kamis (24/5/2018).
"Tapi ini masalahnya jadi besar makanya saya silent. Bedanya sekarang saya tidak bisa menangani," terangnya.
Bahkan, Mantan Kepala BNN ini menduga ada beberapa gudang di daerah yang menimbun beras. Ini karena jumlah beras di gudang tersebut lebih besar dibanding Bulog.
"Temuan itu sudah kita laporkan ke Satgas Pangan Polri untuk penindakan," jelasnya.