Minggu, 20 Mei 2018 19:20 WIB
JAKARTA, Tigapilarnews.com- Tokoh politik senior Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan optimismenya terhadap prospek reformasi yang tengah bergulir di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru saja dilantik.
Berbicara kepada media massa usai melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia ketiga BJ Habibie di Jakarta, Minggu (20/05/2018), Anwar mengungkapkan banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh sekutu sekaligus mantan lawan politiknya tersebut.
"Saya dan Tun Mahathir bersatu bukan hanya untuk agenda politik, kami bersatu untuk menerjemahkan agenda reformasi, seperti badan peradilan yang bebas, media yang bebas, dan ekonomi untuk menghapuskan kemiskinan," tuturnya.
Dia memaparkan agenda utama dari reformasi di negaranya adalah melakukan transformasi dari sistem lama dan sistem baru yang mampu mengajak semua elemen masyarakat.
Anwar mengatakan pihaknya ingin belajar dari Indonesia yang ia nilai berhasil dalam melakukan reformasi pada 1998. Ia menyebut pembentukan institusi-institusi di awal reformasi di Indonesia adalah contoh bagus.
"Harus ada tim yang mengkaji reformasi Indonesia untuk dipelajari Malaysia. Supaya Malaysia tidak mengulangi kelemahan, korupsi dan kesenjangan, dan hanya belajar yang baik," ujar Anwar.
Dia menekankan reformasi yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam 20 tahun terakhir cukup mengesankan. Anwar lantas mengingat Soeharto yang ia akui merupakan teman ketika dirinya menjadi wakil perdana menteri Malaysia.
Hal itulah yang kemudian menginspirasinya ketika mulai mencoba menjadi oposisi pada dekade 1990an.
"Reformasi di RI bergulir dan mengesankan. Semuanya teman dekat. Bahkan Soeharto itu teman, saya kenal. Ketika saya dipecat, slogan saya pertama adalah reformasi karena lebih inklusif."
Pada era kepemimpinan Mahathir saat ini, ia ingin ada perubahan secara mendasar terhadap berbagai lembaga di Malaysia, seperti yang telah dilakukan oleh Indonesia.
"Mahathir telah melakukan perombakan cukup besar di awal. Apa yang dilakukan dalam seminggu ini konsisten dengan masa kampanye. Saya yakin kita ada di landasan yang tepat."
Mahathir secara mengejutkan memenangkan pemilu Malaysia hari Rabu (9/5/2018) dari petahana Najib Razak yang tersangkut skandal korupsi 1MDB. Perdana Menteri berusia 92 tahun itu mengatakan akan memimpin Malaysia selama dua tahun ke depan sebelum menyerahkan kepemimpinannya kepada Anwar Ibrahim.
Anwar baru saja dibebaskan dari penjara hari Rabu (16/5/2018) setelah mendapat pengampunan dari Raja Malaysia. Pengumuman pembebasan Anwar tersebut disampaikan oleh Mahathir yang juga pernah memenjarakan Anwar di masa kepemimpinannya yang lalu.(exe/ist)