Jumat, 18 Mei 2018 16:21 WIB

Peradilan Palestina dan Israel Bersiap untuk Kemungkinan Tribunal untuk Kejahatan Perang

Editor : Amri Syahputra
Para demonstran Palestina yang mengenakan kaos bergaris-garis yang menandai pakaian kamp interniran memasang tanda-tanda dengan slogan-slogan yang ditulis dalam bahasa Ibrani.

Gaza, Tigapilarnews.com _ Kehakiman kedua negara otoritas Palestina dan Israel sedang mempersiapkan kemungkinan Pengadilan untuk Kejahatan Perang dalam pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga yang berpartisipasi dalam Marches of Return pekan ini, yang mengakibatkan pembunuhan puluhan orang Palestina dan cedera ribuan orang.

Sumber menginformasikan Asharq Al-Awsat bahwa Otorita Palestina (PA) telah mulai mengumpulkan kesaksian dari warga dan awak ambulans, yang telah mengalami penindasan pasukan Israel. PA meminta warga untuk menyerahkan kaset, foto, dan jejak senjata dan amunisi Israel karena mereka membutuhkannya sebagai bukti di pengadilan.

Juru bicara untuk pemerintah Palestina, Youssef Mahmoud mengatakan tujuan di balik langkah ini adalah untuk memberikan bukti kebenaran.

“Kami tidak menginginkan apa pun kecuali kebenaran. Kami telah meminta PBB dan Dewan Keamanan untuk membentuk komisi penyelidikan, dan kami telah memberi tahu mereka bahwa kami akan setuju dengan kesimpulan dan rekomendasi Komisi Penyelidikan bahkan sebelum mereka dibentuk karena kami prihatin dengan apa pun kecuali kebenaran, ”tegasnya.

Jaksa Agung Israel juga mengumpulkan semua informasi, dokumen dan foto yang tersedia untuk penyelidikan di pengadilan, terutama karena mengakui bahwa pertempuran akan lebih sulit daripada sebelumnya, karena semua korban adalah orang Palestina.

Sementara itu, Paus Francis mengatakan dia "sangat prihatin" atas ketegangan di Tanah Suci dan Timur Tengah.

"Saya sangat prihatin tentang meningkatnya ketegangan di Tanah Suci dan di Timur Tengah, dan untuk spiral kekerasan yang semakin menjauh dari jalur perdamaian, dialog dan negosiasi," kata Francis pada akhir Rabu mingguannya. hadirin.

Setelah mengungkapkan kesedihannya bagi yang meninggal dan yang terluka, paus bersikeras bahwa “itu tidak pernah menggunakan kekerasan yang mengarah ke perdamaian. Perang melahirkan perang, kekerasan melahirkan kekerasan. ”
"Semoga Tuhan mengampuni kita," kata Francis.

Pasukan Israel membunuh 60 orang Palestina di dekat perbatasan Gaza dengan Israel pada hari Senin selama protes terhadap pembukaan kedutaan AS di Yerusalem.

Paus, yang mengunjungi Israel dan wilayah Palestina pada tahun 2014, meminta kedua belah pihak dan komunitas internasional untuk melipatgandakan upaya mereka "sampai dialog, keadilan dan perdamaian menang."


0 Komentar