Jumat, 18 Mei 2018 11:11 WIB
Kupang, Tigapilarnews.com _ Plan International Indonesia, sebuah LSM yang peduli terhadap kesejahteraan anak-anak bersama dengan Uni Eropa, telah meluncurkan Mata Kail, sebuah program yang bertujuan untuk mendukung konsumsi dan produksi ikan yang berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mata Kail, singkatan dari "Mari Kreatif dan Arif untuk Ikan Berkelanjutan (Ayo kreatif dan bijak untuk keberlanjutan ikan), diluncurkan di tiga kabupaten NTT, yaitu Sikka, Nagekeo dan Lembata.
"Program ini akan berjalan selama tiga tahun dari 2018 hingga 2021. Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas 160 pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan melatih mereka dalam pengelolaan ikan, ketahanan pangan dan kewirausahaan," kata Direktur Eksekutif Plan International Indonesia Dini Widiastuti selama peluncuran program Kail di Kupang pada hari Rabu.
Kemitraan ini merupakan bagian dari komitmen Plan International Indonesia untuk mendukung pemerintah NTT untuk memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, tambahnya.
Dini berharap program ini dapat bekerja sama dengan program perikanan lainnya yang dijalankan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan air asin dan produk perikanan air tawar di provinsi ini.
"Warga setempat akan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan ikan berkualitas tinggi sehingga status gizi masyarakat NTT bisa lebih baik dengan membudayakan budaya makan ikan sehat dan aman," kata Dini.
Hans Farnhammer, kepala kerjasama Uni Eropa di Indonesia, mengatakan kelompok itu benar-benar mendukung produksi dan konsumsi yang berkelanjutan di Indonesia, salah satunya adalah melalui Proyek Hujan Es yang didanai oleh program SWITCH Asia II.
Program Uni Eropa bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi, mengurangi kemiskinan di Asia dan mengatasi dampak iklim.
Menurut data 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS), perikanan adalah salah satu sektor yang mendominasi di NTT. Sayangnya, kemampuan industri pelaku perikanan di semua provinsi tidak cukup.