Senin, 14 Mei 2018 14:01 WIB
Yogyakarta, Tigapilarnews.com _ Ratusan warga Yogyakarta berkumpul di Tugu Tugu pada hari Minggu untuk berdoa dan menunjukkan solidaritas mereka menyusul pemboman bunuh diri yang menimpa tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Tiga belas orang tewas dan sekitar 40 lainnya terluka dalam serangan itu.
Seniman, pemimpin agama, aktivis dan siswa menghadiri acara pada hari Minggu malam, yang ditutup dengan doa bersama dan nyala lilin.
Perwakilan dari 60 organisasi masyarakat sipil menyampaikan pernyataan singkat selama acara tersebut. Mereka termasuk Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta (LBH), Jaringan Wanita Yogyakarta (JPY) dan Lembaga Studi Islam dan Sosial (LKIS).
"Kami mengutuk tindakan teror dan menyampaikan belasungkawa kami kepada para korban," kata koordinator acara Mukhibullah.
Mukhibullah menegaskan bahwa tidak ada agama yang mempromosikan terorisme. Dia juga meminta pemerintah untuk melindungi hak konstitusional semua orang Indonesia dan tetap waspada terhadap setiap gerakan yang bertujuan untuk melemahkan demokrasi di Indonesia.
Dalam pernyataannya, Sukiratnasari dari JPY mengutuk kekerasan di Surabaya yang melibatkan perempuan dan anak-anak. Tindakan seperti itu akan mengarah pada pertumbuhan kebencian di antara anak-anak, lanjutnya.
"Anak-anak dan perempuan adalah simbol peradaban," kata Sukiratnasari.
Sementara itu, M. Iqbal Ahnaf, seorang dosen dari Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya di Universitas Gadjah Mada, mengatakan bahwa dia percaya tindakan teror di Surabaya akan memperkuat keyakinan orang bahwa Indonesia dibangun atas keberagaman.
“Indonesia tidak akan kalah oleh terorisme dan kekerasan. Indonesia akan tetap menjadi rumah aman bagi orang-orang dari berbagai agama dan etnis.”