Jumat, 04 Mei 2018 15:25 WIB
Yangon, Tigapilarnews _ Sebuah tambang batu giok runtuh di Myanmar utara pada hari Jumat, menewaskan sedikitnya 14 orang, kata pejabat penyelamat, yang terbaru dalam serangkaian bencana untuk mengevakuasi penambang industri permata yang sebagian besar tidak diatur.
Myanmar adalah produsen batu permata utama yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, yang telah berjanji untuk mengetatkan kontrol setelah tanah longsor di tambang batu giok menewaskan lebih dari 100 orang pada tahun 2015 di negara bagian Kachin
Kecelakaan Jumat terjadi di pagi hari di desa Wai Hka, ketika para pekerja sedang melakukan memulung-motong tumpukan puing-puing batu giok yang dibuang.
"“Saya melarikan diri dan lolos. Namun, Sebagian besar tanah runtuh membunuh orang,” kata penambang Min Naung, (30).
Sebelumnya banyak tambang batu giok dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang terkait dengan para pemimpin pemerintah militer, tentara etnis dan perusahaan Cina. Banyak dari mereka merupakan pekerja migran dari tempat lain di Myanmar, mereka bekerja keras berjam-jam dalam kondisi berbahaya dan bayaran kecil.
"Untuk melindungi kehidupan orang-orang dan untuk mengurangi risiko tanah longsor, perusahaan harus mengikuti hukum penambangan saat menggali," kata Chit Kaung, administrator Wai Hka, di mana terdapat 50.000 penduduknya bekerja di tambang.
Kelompok advokasi lingkungan Global Witness menempatkan nilai produksi batu giok di Myanmar pada sekitar $ 31 miliar pada tahun 2014. Para ahli mengatakan sebagian besar batu giok diselundupkan ke Cina.